Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rencana Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan sanksi kembali ke Iran dengan menarik sepihak kesepakatan nuklir yang dibuat di bulan Mei 2015 lalu, membuat harga minyak mentah dunia naik. Dimana pada Selasa (23/4/2019) pagi, harga untuk minyak jenis WTI mengalami kenaikan ke level US$ 65,70 per barel atau naik sekitar 2,66%.
Seiring dengan kenaikan harga minyak mentah, mata uang rupiah sejauh ini juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Dimana rupiah diperdagangkan dikisaran Rp 14.080 per dolar AS. "Rupiah melemah dibandingkan dengan perdagangan Senin (22/4/2019). Padahal di pertama sesi pembukaan perdagangan, rupiah sempat menguat dikisaran Rp 14.071 per dolar AS," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin.
Kenaikan harga minyak mentah tentunya akan berdampak pada sejumlah saham yang ada di bursa. Biasanya saham pertambangan akan diuntungkan. Namun kenaikan harga minyak mentah ini berpeluang menambah beban defisit neraca dagang di tanah air.
Sementara itu, setelah terkoreksi cukup dalam pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukan tren penguatannya. Dibuka menguat di level 6.420,16, tren kenaikan IHSG terus terlihat di sesi pertama. Dimana IHSG sejauh ini naik di level 6.440,28 atau melonjak sebesar 0,4%.
"Sejauh ini, pasar keuangan memang minim sentimen sehingga IHSG diperkirakan bakal bergerak di rentang yang stabil saja," kata Gunawan.