Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Kapal Pendhaga Nusantara 2 bakal tiba di Pelabuhan Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatra Utara. Keberadaan kapal yang merupakan bagian dari program tol laut pemerintah pusat ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Kepulauan Nias.
"Kebetulan pada 19 Maret 2019 Kapal Pendhaga Nusantara 2 sudah tiba di Pelabuhan Teluk Bayur. Saat ini sedang dioperasikan," ujar Kepala Seksi Muatan Kapal dan Kapal Nelayan Sub Direktorat Kepelabuhanan Kawasan Kementerian Perhubungan, Hasan Sadili, di acara Port Community. di Grand Kartika, Kota Gunungsitoli, Jumat (3/5/2019).
Ia menjelaskan, tol laut merupakan program pemerintah saat ini tujuannya pertama, mensuplai dan menyediakan barang barang kebutuhan pokok di daerah terpencil, tertinggal dan terluar dari perbatasan. Kedua, menurunkan disfaritas harga yang masih mahal di timur maupun di daerah perbatasan. Dengan target agar mengalami penurunan dengan adanya tol laut.
"Tol laut harus adanya kapal yang berlayar dari barat ke timur dan dari timur ke barat yang sifatnya tetap dan teratur," jelas Hasan Sadili.
Sebetulnya mengapa Kepulauan Nias ada di dalam trayek tol laut?. Karena kebetulan Mentawai dan Kepulauan Nias berada di garis daerah perbatasan.
"Pada saat menetapkan trayek tol laut kemudian ditentukan Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias maupun Mentawai. Itu dasarnya dari usulan daerah dan salah satu daerah terluar perbatasan di Indonesia", ungkapnya.
Berdasarkan Perpres Nomor 70 Tahun 2017 yang disinggahi kapal tol laut adalah daerah terpencil, tertinggal, terluar, perbatasan dan masih memiliki disfaritas harga yang masih tinggi.
Sebenarnya, tol laut pertama kali dilaksanakan di Kepulauan Nias pada tahun 2017. Ketika itu kapal yang digunakan General Kargo hampir 60% terisi muatan. Tapi masih sebatas muatan angkut semen. Tentu ini sudah sangat baik.
Padahal tujuan tol laut sebenarnya bukan hanya semen tetapi juga barang kebutuhan pokok berupa beras, gula, minyak goreng, air mineral. Kemudian ada barang penting dan barang lainnya. "Nah, semen itu termasuk barang penting", katanya.
"Nah yang masih menjadi pertanyaan kemudian, mengapa sembakonya tidak diangkuti di kapal tol laut ?. Apakah ada sarana transportasi lain yang ngangkut barang sembako ke Gunungsitoli, kepulauan Nias", tanyanya.
Hanya saja dengan program tol laut sudah dibangun kapal, sudah diberikan operasional kost buat kapal beroperasi. Termasuk biaya BBM, biaya truknya dan operator diharapkan pemerintah sudah menganggarkan anggaran yang cukup besar.
"Bila pemerintah sudah mensuport sedemikian besar biaya tapi kalau masyarakat tidak bisa memanfaatkan sayang", tandas Sadili.
"Kita berharap kapal KM Kendhaga Nusantara 2 ini ditetapkan di trayek Teluk Bayur kemudian Engganau ke Teluk Bayur. Kemudian Sinabang - Gunungsitoli, kepulauan Nias - Mentawai balik ke Teluk Bayur akan bisa meningkatkan jumlah kuota barang yang diangkut sehingga masyarakat bisa lebih merasakan manfaat daripada tol laut milik pemerintah", harapnya.
KM. Kendhaga Nusantara 2 mampu menampung sebanyak 200 lebih kontainer. Dengan fasilitas bongkar muat lengkap. KM Kendhaga Nusantara 2 dirancang khusus mengangkut barang kebutuhan pokok di daerah terpencil dan terluar di garis perbatasan yang dermaga pelabuhan minim fasilitas.
"Tarifnya sangat murah. Kalau kita bandingkan dengan potensil itu misalnya tarif sebesar Rp 6 juta mungkin tol laut hanya bisa Rp 4 juta atau Rp 3 juta. Tergantung nanti melihat saja tarif darimana kemana. Nanti akan ada tarif muatan berangkat dan berapa tarif muatan baliknya berapa sudah sangat jelas di dalam PM Perhubungan nomor 89 tahun 2019," ujarnya.