Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Oleh: Gunawan Benjamin*
Kabar yang sangat mengejutkan datang dari AS, di mana Presiden AS Donald Trump menyatakan akan memberikan tekanan kepada Cina untuk menyelesaikan masalah perang dagang pada pertemuan di Washington dalam waktu dekat ini. Tekanan tersebut justru membuat Cina kemungkinan membatalkan pertemuan dengan AS di Washington.
Kabar (hari minggu) yang tidak baik memicu terjadinya pelemahan pada indeks saham yang ada di AS. Di mana Dow Jones Futures sejauh ini terpuruk hingga 1.7% dan mata uang Yuan juga melemah di atas 1%. Padahal Dow Jones masih mampu ditutup diteritori positif akhir pekan kemarin. Jadi acuan untuk pasar Asia adalah kondisi terakhir yang direpresentasikan dengan Dow Jones Futures.
Kinerja pasar keuangan tengah memasuki tekanan baru, setelah dari beberapa kabar terakhir justru membuat pelaku pasar kuatir akan terciptanya perdamaian dari kedua negara tersebut dalam waktu dekat. Sehingga awal di pekan ini pelaku pasar keuangan untuk lebih berwaspada terkait dengan perkembangan berita yang terjadi di pasar.
Keputusan Cina tersebut merespon tekanan yang dilakukan oleh AS. AS sendiri menilai lambannya proses perdamaian kesepakatan dagang dengan Cina seakan memaksa Cina untuk mengambil langkah kesepakatan segera. Ancaman yang dilontarkan AS membuat Cina terpaksa mempertimbangkan kembali rencananya untuk bertemu dengan AS.
Hal ini menjadi sentiment negatif di pasar keuangan kita. Di mana rupiah dan IHSG berpeluang diperdagangkan dalam teritori negatif. Pelaku pasar akan memilih keluar dari pasar keuangan sampai nantinya ada kabar baru yang mengarahkan terciptanya sebuah pertemuan kembali yang mampu berkahir dengan kesepakatan yang baik.
Arena selama ini pelaku pasar telah menanti kesepakatan baru sebagai acuan dalam menentukan arah investasi ke depan. Dengan meningkatnya tensi perseteruan kedua negara tersebut. Maka kekhawatiran yang bisa saja terjadi di pasar keuangan di Asia mengalami tekanan yang signifikan. Namun keputusan Cina tersebut bukanlah keputusan mutlak yang diyakini sebagai keengganan mereka untuk melakukan pertemuan dengan AS.
Karena dari setiap berita memuat kata-kata mungkin atau mempertimbangkan. Artinya masih kemungkinan saja Cina untuk membatalkan pertemuan dengan AS di pekan ini. Tetap masih ada peluang di mana pertemuan tersebut nantinya akan terlaksana. Namun untuk menghindari ketidakpastian di pasar keuangan sudah barang pasti investor akan mengambil jalan yang aman.
Artinya sementara pasar keuangan global akan terguncang dengan sikap kedua negara tersebut. Dan pasar keuangan kita juga akan mengalami guncangan yang sama. Sampai nanti benar-benar ada kabar terbaru, dan kita harapkan kabara terbaru nantinya memberikan keuntungan bagi semua pihak serta tercipta win-win solution dari kedua negara tersebut.
Kondisi pasar keuangan akan semakin memburuk jika nantinya pasar keuangan kita mengalami tekanan tambahan dari kondisi politik di tanah air. Seperti yang kita ketahui bahwa kondisi politik di tanah air tidak begitu bagus belakangan, seiring dengan waktu yang semakin mendekati masa akhir rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU.
Ketegangan pasca PILPRES memang sangat mengganggu kinerja pasar keuangan kita. Dan saya berharap semua pihak bisa menjaga kondusifitas. Karena pasar keuangan kita benar-benar tengah dibawah tekanan karena sejauh ini baik sentimen eksternal dan internal auranya itu masih negatif.
Pengamat Ekonomi Millenial, Alumni UGM Yogyakarta, bekerja sebagai dosen dan analis di salah satu perusahaan sekuritas di Kota Medan.