Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat.Buah mergat atau buah pohon aren bisa menimbulkan rasa gatal-gatal pada kulit manusia dari lendir getah pada kulit buahnya. Namun, isi buah aren ini bisa menjadi sumber rezeki setelah diolah menjadi bahan makanan setengah jadi, yang disebut kolang kaling.
Kolang kaling yang berwarna putih super kenyal yang diproduks kalangan pengrajin di Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, misalnya, sudah merambah pasar ekspor hingga ke beberapa belahan dunia sejak belasan tahun silam, seperti Malaysia, Singapura, Mekah dan negara lain. Di luar Langkat, kolang kaling Selesai mengisi pasar Medan, Batam, Jakarta hingga kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa.
Paling disukai, kolang kaling disajikan pada bulan Ramadan. Kolang kaling yang sudah diolah menjadi manisan ini kerap juga sebagai salah satu menu kue di hari Lebaran. Tak heran kalau produksi kolang kaling terus meningkat di bulan Ramadan.
"Paling sedikit 5 ton kolang kaling harus diproduksi setiap harinya untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk memenuhi permintaan, maka baku buah mergat harus didatangkan dari luar Langkat, seperti dari Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang," ungkap Khairul, pekerja pembuat kolang kaling di Kecamatan Selesai, Langkat, Selasa (7/5/2019).
Menurutnya, kolang kaling tahun ini banyak dipasok ke Palembang, Pekan Baru dan Pulau Jawa. Bahan bakunya didatangkan dari Kabupaten Dairi, Deli Serdang dan Kota Padang Sidimpuan.
Harg jual kolang kaling bervariasi, mulai dari Rp 8.000 - Rp 11.000/Kg, tergantung besar kecil ukurannya.