Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Orangutan Information Centre (OIC) dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) diterpa isu tidak sedap. Pasalnya kedua NGO itu diduga menerima dana untuk operasional menolak PLTA Batangtoru.
"Tidak ada kepentingan negara mana pun dalam program ini. Ini kita lakukan karena kepedulian kita terhadap populasi Orangutan. Makanya, disini kita ingin juga mengajak teman-teman untuk peduli. Peduli dimulai dari diri kita sendiri. Jadi, ini sebenarnya kesempatan kita untuk mendukung. Tidak ada kepentingan negara manapun. Yang ada kepentingan kita," kata Direktur OIC Sumut Panutan Hadisiswoyo dalam kegiatan diskusi dalam program Santika Peduli Orangutan, di Hotel Santika, Medan, Senin (13/5/2019).
Panut memastikan tidak adanya kepentingan negara tertentu dalam pelestarian Orangutan di Batangtoru, Kabupaten Tapsel Sumut. Sebab kepedulian tersebut dimulai dari kalangan dari diri sendiri.
Panut menuturkan bahwa kepentingan ini dimulai dari diri masing-masing pada keberlangsungan populasi Orangutan. Namun, kepentingan bisa dimulai dari diri sendiri.
Selain itu, muncul juga pertanyaan mengenai mengapa NGO Orangutan tidak mengkampanyekan kerusakan hutan yang terjadi akibat tambang emas yang berlokasi sama di Batangtoru. Kerusakan hutan tersebut bahkan berada di lokasi inti habitat Orangutan.
Panut bersama Kordinator Pendidikan YEL Khairuddin membantah tidak peduli pada hutan yang rusak akibat tambang emas tersebut. Panut menuturkan bahwa tambang emas itu beroperasi di sekitar tahun 2000, dan penetapan kawasan hutan Batangtoru sebagai habitat Orangutan dilakukan pada sekitar tahun 2014.
"Bukan kita tidak peduli. Perlu kita jelaskan dalam hal ini adalah penetapan hutan itu dimulai 2014. Sejak awal juga kita tidak memiliki data-data mengenai sejak awal berdirinya tambang emas. Bukan kita tidak mau mengkampanyekan itu. Karena kita memang pada saat itu kita tidak memiliki datanya," jawab Panut sekaligus membantah adanya pilih kasih terhadap isu yang beredar mengenai kampanye tertentu.
Panut dan Khairuddin menunjukan sikap terkejut saat sebagian besar wartawan yang hadir disana mempertanyakan kampanye dan isu kepentingan tertentu yang dilakukan NGO terhadap PLTA Batangtoru. "Saya sudah tahu, dan sudah menyakini bahwa pasti akan timbul pertanyaan mengenai Batangtoru," ungkap Panut.
Diakhir acara, Panut menegaskan bahwa berikan kesempatan kepada mereka sebagai NGO untui berjuang dengan program Orangutan. Panut bahkan menyatakan biarkan pihaknya berjuang selanjutnya keputusan di tangan pemerintah.
"Kita hanya bisa menyuarakan dan berjuang saja. Biarkan nanti apapun hasilnya, keputusan berada di tangan pemerintah sebagai pengambil keputusan. Kita hanya bisa memberikan masukan dan berjuang atas program dan kelestarian Orangutan," tegasnya.