Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat selisih defisit US$ 2,76 miliar pada realisasi neraca perdagangan migas di April 2019. Hal itu terjadi karena nilai impornya lebih besar daripada ekspor.
Berdasarkan data BPS yang dikutip di Jakarta, Jumat (17/5/2019). Defisit neraca dagang migas sebesar US$ 2,76 tercatat sepanjang Januari-April 2019. Di mana ekspor migasnya sebesar US$ 4,22 miliar dan impornya US$ 6,99 miliar.
Angka defisit neraca migas itu lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Di mana, defisitnya sebesar US$ 3,89 miliar yang dikarenakan nilai ekspornya US$ 5,16 miliar dan impornya US$ 9,06 miliar.
Sedangkan khusus di April 2019, BPS mencatat neraca perdagangan migas pun masih defisit sebesar US$ 1,49 miliar. Di mana, ekspornya sebesar US$ 741,9 juta dan impornya US$ 2,23 miliar.
Tekornya defisit neraca migas juga membuat neraca perdagangan Indonesia pada April 2019 mengalami defisit US$ 2,50 miliar, sedangkan kumulatifnya defisit US% 2,56 miliar.
Jika dilihat, defisit neraca perdagangan khusus April 2019 dikarenakan nilai ekspor US$ 12,6 miliar lebih kecil dibandingkan dengan nilai impor yang sebesar US$ 15,10 miliar. Di sini, neraca dagang migas dan non migas sama-sama defisit dan total nilainya US% 2,50 miliar.
Sedangkan yang kumulatif atau Januari-April 2019 defisit neraca perdagangan sebesar US$ 2,56 miliar. Di mana nilai ekspor sebesar US$ 53,20 miliar dan nilai impor US$ 55,76 miliar. Di neraca migas terjadi defisit US$ 2,76 miliar sedangkan non migas masih surplus US$ 204,7 juta sehingga total defisitnya US$ 2,56 miliar..(dtf)