Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Pasca kerusuhan di Lapas Narkoba Klas III Langkat, terungkap penyebab 1.653 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) memberontak. Di hadapan Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasyarakatan Kemenkumham, Sri Puguh Budi Utami, Jumat sore (17/5/2019), mereka merasa ditekan, ditindas, dianiaya, diperas, bukan dibina.
"Kami minta Katib dan Kalapas diganti, buat ribut, karena kami selama ini dianiaya, diperlakukan tidak manusiawi, dimintai uang. Mengurus remisi pakai duit, itupun tidak selesai-selesai, mau pulang juga dimintai uang, kami butuh pembinaan," ungkap ratusan WBP di dalam gedung Lapas.
Diakui mereka, setelah berhasil keluar dengan menjebol gerbang depan Lapas, sasaran WBP menuju rumah dinas Kalapas, Bahtiar Sitepu, persis didepan gerbang kiri pintu Lapas. Karena Kalapas tidak ada, rumah dinas dirusak, pintu dan jendela dijebol, seluruh isi ruangan rumah porak poranda. Baju dinas Kalapas diserak serak, simbol kedinasan dicecer - cecer.
Kejadian ini dibenarkan salah seorang petugas jaga sipir penjara, Syahrial. "Waktu kerusuhan saya tidak lari, WBP tidak menyakiti kami. Malah, dari depan saya kedalam, tetapi pintu sudah terkunci, kami terkurung didalam dan naik keatas. Melihat api dari pembakaran sepeda motor, termasuklah sepeda motor saya hangus jadi korban, mereka berteriak mencari Kepala Lapas dan memporak porandakan perabotan rumah Kepala Lapas", ungkapnya.
Kepada wartawan, Sri Puguh Budi Utami mengatakan, keluhan para WBP sudah didengarnya dan segala aspirasi WBP telah diterima dan akan dilaporkan ke Menkumham.
"Aspirasi dan keluhan WBP telah saya tampung, selanjutnya dilkukan langkah-langkah penyelesaian, ada klaripikasi dalam kasus ini dan harus dilakukan pendalaman dan kajian - kajian hingga revitalisasi Lapas. Masalah penindakan dan sanksi, Kakanwil Kum Ham nanti yang berkewenangan," katanya.