Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labuhanbatu. Korban F (16), seorang pelajar di Labuhanbatu, Sumatra Utara mendapat perlakuan sadis dari warga Jalan Padang Pasir, Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatra Utara yang terjadi pada Kamis (14/5/2019) dini hari lalu.
Ketika itu, korban bersama Zulkarnain Syahputra alias Putra (22) warga jalan Hikmah, Perdamean, Rantau Selatan, dipergoki warga saat berencana mencuri ayam.
Korban F, berulangkali mendapat tindakan kekerasan dari warga di sekujur tubuhnya. Mulai dari tendangan bahkan pukulan benda keras ke kepala korban.
"Ya, kami dipukul dan ditendang," ungkap Putra, Sabtu (18/5/2019) di kediamannya jalan Hikmah, lingkungan Pardamean, Rantau Selatan.
Tapi, menurutnya korban F lebih banyak mendapat perlakuan kasar. Bahkan, rata-rata kekerasan diarahkan ke kepala korban. "Dipukul pakai batu koral juga," kata Putra.
Menurutnya, pelaku pengeroyokan itu lebih dari tiga orang. Bahkan, ramai warga ikutserta.
Dia mengisahkan, malam naas itu, dia bersama ponakannya yang merupakan korban F masih tutur famili tersebut berjalan-jalan mengendarai sepedamotor Honda Vario hitam sekira jam 01.00 WIB.
"Kami waktu itu sekedar jalan-jalan. Dari rumah korban naik Vario milik korban," lanjut Putra didampingi pihak Tim Kuasa Hukum Arsa Law Office dan kedua orangtuanya.
Sesampainya di TKP, dia melihat seekor ayam bertengger di tiang jemuran milik warga. Lantas, dia mencoba menangkap dan korban F menunggu di atas motor. Tapi, gagal keburu dipergoki warga.
Keduanya lantas mendapat perlakuan kasar dari warga. Putra mengaku lebih sedikit mendapat pukulan karena beberapa warga mengenalnya. Sedangkan korban F, mendapat tindakan kekerasan bertubi-tubi.
"Beberapa mengenalku, jadi F yang lebih banyak dipukul," ujarnya seraya mengatakan memangku tubuh korban setelah roboh dihajar massa.
Kata Putra, berjam-jam mereka mendapat perlakuan tak selayaknya itu. SSelanjutnya mobil patroli milik Polres Labuhanbatu datang ke TKP dan menjemput mereka. "Jam 3 datang polisi. Kami dibawa naik mobil patroli ke Polres," paparnya.
Di Kantor Polisi, kata Putra mereka juga mendapat perlakuan kasar dari oknum polisi di sana. Bahkan, lehernya disulut pakai api puntung rokok.
Sampai orangtua korban F datang ke kantor polisi, mereka tetap tak mendapatkan pelayanan medis. Sampai terjadi pembayaran sejumlah uang dari orangtua korban F kepada pelapor.
Korban akhirnya diizinkan dibawa ke Poliklinik di kawasan Mapolres Labuhanbatu. Namun, disarankan agar dibawa ke RSUD Rantauprapat.
"Ada sekitar enam jam kondisi korban kritis dan muntah-muntah tak dapat dibawa ke rumah sakit," jelasnya.
Namun, ketika hal ini dikonfirmasi ke pihak Mapolres Labuhanbatu belum mendapat keterangan resmi. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Labuhanbatu, AKP Jama Kita Purba belum membalas konfirmasi wartawan melalui pesan whatsapp-nya.
Sebelumnya diberitakan, F (16) yang berstatus pelajar tewas dikeroyok massa, Kamis (16/5/2019). Korban bersama seorang rekannya, Putra, diduga mencuri ayam milik warga.
Informasi yang diperoleh dari RSUD Rantauprapat, korban sempat menjalani perawatan intensif di ruangan PICU, salah satu ruangan intensif anak. Korban masuk ke RS milik pemerintah itu sekitar pukul 11.00 WIB, namun nyawa anak pertama dari 5 bersaudara itu tak tertolong dan meninggal pukul 16.00 WIB.
Ibu korban, D, ditemui sejumlah wartawan di rumah duka mengaku pihaknya mengetahui peristiwa pengeroyokan itu sekitar pukul 04.00 WIB dari warga. Saat itu, korban telah diamankan di Mapolres Labuhanbatu. "Kami mengetahui anakku sudah di kantor polisi," ujarnya.
Tetapi menurut D, saat itu pihaknya belum dapat membawa korban meskipun kondisinya sudah kritis dan tak sadarkan diri. Sekitar pukul 11.00 WIB, pihak Polres Labuhanbatu kemudian membawanya ke RSUD Rantauprapat setelah pihak keluarga korban menyerahkan sejumlah uang.
Pihaknya merasa sedih mendapati anaknya tersebut dianiaya hingga meninggal karena dugaan kedapatan mencuri. Pihaknya berharap pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus kematian anaknya. "Kami berharap para pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya," tutur D.