Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaialy.com-Medan. PT Angkasa Pura (AP) II sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) harus putar otak mensiasati minimnya pendapatan yang diterima sejak awal 2019 akibat menurunnya jumlah penumpang sebagai dampak mahalnya tiket pesawat.
"Turunnya jumlah penumpang mempengaruhi pendapatan secara keseluruhan," kata Manager Airpot Operation dan Service AP II, Tri Adhianto Hendro di Bandara KNIA, Deli Serdang, Minggu (2/6/2019).
Tri menyebut pendapatan yang diterima AP II dari KNIA berasal dari beberapa pos kegiata,n seperti sewa tempat kepada pihak ketiga atau tenant, airpot tax, cargo, parkir pesawat, parkir kendaraan roda dua dan empat.
"Airpot tax itu Rp100 ribu/penumpang. Sementara penumpang jumlahnya turun drastis hingga 25 %. Akibat penurunan penumpang, penerbangan jumlahnya ikut turun, jumlah pesawat parkir berkurang, kendaraan roda dua dan empat juga berkurang yang datang. Saya tidak ingat secara pasti berapa pendapatan yang berkurang, karena itu ada di bagian keuangan perhitungannya, yang pasti jumlahnya miliaran rupiah," paparnya.
Dengan berkurangnya jumlah pendapatan, Tri mengaku upaya yang mereka lakukan adalah penghematan operasional atau rasionalisasi kegiatan.
"Misalkan ada yang rehab, itu ditahan dulu. Biaya operasional juga kita tekan, contoh dulu AC atau pendingin dan lampu hidup 24 jam sehari. Sekarang itu dikurangi, kalau malam dimatikan, tidak 24 jam sehari lagi," paparnya.
Seperti diketahui sejak Januari 2019 lalu harga tiket pesawat mengalami lonjakan yang luar biasa. Hal tersebut berakibat terhadap jumlah penumpang, sampai hari ini belum ada solusi dari pemerintah untuk menekan harga tiket pesawat yang begitu mahal.