Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga karet di tingkat petani saat ini hanya berkisar Rp 5.500 hingga Rp 7.000/kg. Harga ini tergantung pada kondisi getah. Menurut petani, harga ini masih terbilang murah dari harga ideal sebesar Rp 10.000/kg.
"Untuk saat ini, harga karet di petani memang masih sulit tembus hingga Rp 10.000/kg. Karena semua tergantung pada perkembangan perdagangan di KTT G20. Juga tergantung pada hubungan antara Amerika Serikat dengan Cina dan Meksiko," kata Wakil Ketua Asosiasi Petani Karet Sumut, Robby Aswin, Selasa (11/6/2019).
Dengan kondisi ini, katanya, pemerintah harus mencari formula yang tepat dalam penyerapan karet alam untuk diaplikasikan di dalam negeri.
Petani karet memang sudah terbiasa dengan harga karet yang memiliki rapor merah sejak tahun 2012 lalu. Bahkan level terendah di bawah Rp 5.000/kg sudah pernah diterima petani. Namun ketika harga karet mulai beranjak naik mendekati akhir tahun 2016 lalu, petani pun memasang ekspektasi tinggi. Tapi harga karet terus merosot setelah sempat menyentuh level Rp 13.000/kg di tahun 2017 yang merupakan harga tertinggi sejak tahun 2012.
Sebenarnya selama tahun berjalan 2019, kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, tren harga karet dunia mengalami kenaikan. Di awal tahun, harga karet yang sempat berada di kisaran 180 yen/kg, saat ini karet diperjualbelikan dikisaran 225 yen/kg. Tren kenaikan harga tersebut terjadi sepanjang tahun meskipun tetap ada fluktuasi.
Dalam kurun waktu Januari hingga pertengahan Mei, harga karet berfluktuasi dalam rentang 180 yen hingga 200 yen/kg. "Dan disaat secara teknikal harga karet mampu menembus level psikologis 200 yen/kg, harga karet melanjutkan tren kenaikan yang saya pikir masih akan berlanjut hingga ke level 135 yen/kg nantinya," kata Gunawan.
Pelaku pasar memang sempat mengkhwatirkan rendahnya permintaan karet di tahun ini seiring dengan perang dagang AS-Cina. Selain itu kekhawatiran timbul karena memanasnya hubungan politik sejumlah negara ditambah dengan tren harga minyak mentah dunia yang cenderung stagnan.