Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Utara, Marino, mengatakan, pengisapan debu sudah dilakukan terhadap lahan terdampak erupsi Gunung Sinabung. Selain oleh Dinas Pertanian Kabupaten Karo, pengisapan juga dilakukan oleh petani khususnya untuk tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, buncis, wortel, dan lainnya.
Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan oleh Jajaran Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatra Utara, terdapat 3 Kecamatan yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung yakni Kecamatam Kuta Buluh, Brastagi dan Namanteran. Dari ketiga kecamatan tersebut terdapat pertanaman yang rusak antara lain pada tanaman pangan. Pihaknya mencatat, padi sawah umur 70-100 hari yang terkena seluas 8 hektare.
Tanaman jagung adalah yang paling luas terkena debu yakni mencapai 4.200 hektare dan saat ini berumur 60-80 hari. Keduanya di Kecamatan Kuta Buluh. Sementara itu, untuk tanaman hortikultura, yakni jeruk, cabai rawit, wortel, petsai, terong, buncis, ercis dan krisan. Total tanaman hortikultura yang terkena abu vulkanik seluas 1.708,1 hektare.
"Tapi sekarang kondisinya sudah aman. Setelah dilakukan pengisapan, tanamannya masih bisa berfotosintesis," katanya, Rabu (19/6/2019).
Dia menambahkan, dengan berfotosintesis, tentu tanaman yang terdampak erupsi Sinabung tidak akan gagal panen.
Memang, untuk masa tanamnya cukup beragam. Ada yang 15 hari, ada 30 hari dan ada yang mau panen. Dengan dilakukan pengisapan debu serta sebagian lagi disemprot pakai air, tentu tidak akan menimbulkan masalah lagi. Tapi begitupun, pihaknya akan terus monitoring.