Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menahan suku bunga acuannya di level 2,25%-2,5%, membuat seluruh mata uang negara emerging market (negara berkembang) mengalami kenaikan. Rupiah pun menguat cukup tinggi yakni 0,7% di kisaran level Rp 14.163/dolar AS dari pembukaan sebesar 14.240/dolar AS.
"Penguatan rupiah memang karena mata uang dolar AS langsung melemah pasca The Fed menahan suku bunganya. Keputusan itu memang mendapat respon negatif dari pelaku pasar uang dan mengakibatkan tekanan jual di pasar keuangan terus terjadi hingga penutupan perdagangan," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Kamis (20/6/2019).
Berbeda dengan pelaku pasar uang global, keputusan The Fed justru direspon positif oleh pelaku saham di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.335. IHSG diperdagangkan direntang level 6.311-6.357.
IHSG menguat ditopang penguatan beberapa saham bluecip yakni saham INKP yang naik 22%, saham TKIM yang naik 15%, saham DUTI yang naik 16,3% dan diikuti oleh pengauatn saham second linear seperti IBFN yang naik 12%, KONI 16%, SQMI 34%, HERO 16%.
Sebelumnya, indeks Dow Jones memberikan sinyal pemangkasan suku bunga The Fed untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi AS. Namun pada akhir keputusannya The Fed justru mempertahankan suku bunganya di tingkat 2,25%-2,5%. Keputusan ini dengan pertimbangan bahwa kinerja prekonomian AS masih cukup stabil dan bertahan. Begitupun dengan perang dagang AS-Cina yang mulai mereda serta arus investasi AS yang masih berjalan lancar, The Fed mengira belum waktunya memangkas suku bunga acuannya.
Untuk indeks saham di bursa global rata-rata menguat. Indeks saham Dow Jones naik tipis 0,145%, NYSE naik 0,361, indeks Hangseng naik 1,23%, Indeks Nikkei naik 0,665%, Indeks Shanghai naik 2,37% dan Indeks Kospi naik 0,4%.