Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, berkali-kali meminta Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk serius mengatasi banjir Kota Medan.
Dalam Sosialisasi Kebijakan Mitigasi Pencegahan Banjir Kota Medan dan Sekitarnya, di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Kamis (11/7/2019), Gubernur Edy juga kembali meminta keseriusan BWS Sumatra II.
"Saya ingin tanya ini, eh BWS Pak Pardede, mari sama-sama kerja, saya serius ini, kalau nggak mau ya saya akan menghadap menteri mencari orang yang bisa kerja di sini," sebut Edy di acara yang juga ajang deklarasi Kota Medan Bebas Banjir Tahun 2022 itu.
Menanggapi permintaan Gubernur Edy itu, Kepala BWS Sumatra II, Roy Pardede, juga sepakat dengan gubernur. Bahkan Roy Pardede sangat mendukung niat Gubernur Edy menjadikan Medan bebas banjir.
"Kami bukannya nggak dukung, pastilah kita mendukung, mendukunglah semua. Pemda juga mendukung, semua pihaklah saling kerjasama. Kami setuju, Pak Gubernur juga mendukung kami," ujar Roy Pardede di Medan, Jumat (12/7/2019).
Namun menurut Roy Pardede, semangat Gubernur Edy itu tentu tidak cukup. Semangat itu harus diikuti juga oleh para jajarannya dan juga oleh stakeholder terkait penanganan banjir. "Kami sangat mengharapkan adanya koordinasi dan kerjasama dari semua puhak terkait," kata Pardede.
BWS Sumatra II sendiri, sebut Pardede, sudah memiliki konsep dan desain penanggulangan banjir. Seperti untuk sungai Babura, dimana desainnya juga suda disiapkan. Kebutuhan tanahnya juga sudah disampaikan kepada bupati dan Wali Kota Medan.
"Jadi sekarang kalau ini bisa bekerjasama, bersinergi untuk mem-fix-kan, saya kira satu per satu ini bisa terselesaikan," sebut Pardede.
Namun yang menjadi masalah utama, ungkap Pardede, adalah soal lahan. Pembebasan lahan adalah hal utama dan menjadi kendala selama ini. Pardede menegaskan kesiapan pihaknya menormalisasi sungai-sungao di Medan, tetapi terhambat pada pembebasan lahan.
"Masalah utama adalah tanah yang belum siap. Ini kita perlu bantuan dari pihak Pemda untuk menuntaskan pembebasan lahan, pembebasan tanah yang tersedia. Sungai Baderalah contohnya, itu lebarnya cuma dua meter itu, idealnya kan empat sampai enam meter itu supaya menghindari terjadinya banjir," pungkas Pardede.