Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sudah rahasia umum, tidak sedikit pengunjung yang berwisata ke Danau Toba trauma. Salah satunya karena sikap sebagian masyarakat setempat yang dinilai kurang ramah. Seperti diceritakan Viki Siregar, salah seorang warga Medan yang ditemui medanbisnisdaily.com, baru saja membeli souvenir di salah satu toko yang ada di Pasar Wisata Tomok, Samosir, Jumat siang (12/7/2019). Pria yang berprofesi sebagai fotografer ini pun menceritakan sejumlah pengalaman buruk yang pernah dialaminya.
"Kalau kemari takut-takutnya kita. Apalagi kalau mau beli souvenir. Memang boleh nawar, tapi kalau rendah tawaran kita, terus kayak kasar omongannya," ujar Viki.
Begitu juga kalau mau membeli kebutuhan sehari-hari, Viki mengaku lebih aman ke minimarket dibanding warung atau grosir. Baginya, meski mungkin lebih sedikit mahal, tapi karena harga di mini market standart, ia merasa lebih nyaman. "Tahunya kita berapa harga odol atau sikat gigi, tapi kalau kita beli di warung, harganya buat sakit hati," lanjutnya.
Namun yang paling dikesalkan Viki adalah perlakuan sejumlah supir bus di Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir. Suatu kali, kisahnya, ia pulang dari Tomok, Kabupaten Samosir, dan tiba di Ajibata menjelang magrib. Begitu turun dari kapal, ia langsung dikerumuni sopir bus tujuan Siantar. Ketika dibilang mau ke Medan, supir bus langsung mengatakan sudah tak ada dan setengah memaksanya harus transit dari Siantar.
"Soal transit okelah, masalahnya ongkosnya bisa beda-beda, padahal mobilnya sama. Kayak ditoko-tokoin kita," sesal Viki.
Bukan hanya Viki, Ardiman yang juga warga Medan, merasakan hal yang sama. Ardi mengaku tak berani belanja ke Pasar Wisata Tomok bila tak membawa kawan yang bisa bahasa Batak.
"Kalau aku, caranya bawa kawan yang bisa bahasa Batak, Bang. Biasanya kalau ada kawan kita yang bisa bahasa Batak, orang itu (pedagang) berpikir dua kali," akunya.
Seperti diketahui, pemerintah sedang giat-giatnya menggalakkan pariwisata di Kawasan Danau Toba. Danau Toba pun telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan strategis nasional yang menjadi prioritas nasional menyusul Bali. Untuk mendukung program itu, dibutuhkan sinergitas masing-masing stakeholder, termasuk masyarakat.