Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tanah Karo. Pasca diberi pelatihan, petani kopi Tanah Karo diharapkan lebih mampu membudidayakan dan mengolah hasil pasca panen. Sehingga taraf perekonomian petani, khususnya penanam kopi lebih terangkat.
Hal ini terungkap dalam acara penyerahan sertifikat pelatihan di Hotel Grand Mutiara, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara (16/7/2019)
CEO, International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC), Eng Hani Salem Sonbol, dalam paparannya mengatakan, selain bentuk keperdulian, langkah pelatihan yang dilakukan ini merupakan solusi perdagangan terpadu untuk meningkatkan hasil dan manfaat dari sektor kopi yang lebih kuat. Pihak ITFC juga telah menyelesaikan serangkaian program pengembangan ekspor dan telah menandatangani perjanjian Murabahah dengan nilai total 6 juta USD untuk tiga eksportir dan Koperasi Indonesia.
Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Perkebunan Kementrian Pertanian (Kementan), Ir.Irmijati Rachmi Nurbahar, menjelaskan, komoditi tanaman kopi saat ini memiliki prospek cerah dan prospektif dari segi agribisnis. Dimana saat ini, Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar urutan ke empat di dunia. Areal pertanaman kopi nasional seluas 1,2 juta hektar dengan hasil rata rata 775 kg/ hektar produk green bean .
Wagubsu, Musa Rajekshah, dalam sambutannya mengimbau petani kopi agar menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari pelatihan. Sehingga taraf perekonomian terangkat kedepannya. Wagubsu juga menyatakan bahwa dirinya dengan Gubsu, Edy Rahmayadi, juga telah merancang pembentukan BUMD, untuk menampung hasil tani ketika harga mengalami penurunan. Hanya saja, ucap Musa Rajekshah, dibutuhkan sinergi lintas Kab/Kota di Sumut dan Kementrian, untuk mewjudkan impian BUMD Provsu.
Sementara itu, Bupati Karo, Terkelin Brahmana, mengatakan, Pemkab Karo sangat mengapresiasi pelatihan yang telah dilakukan pihak Scopi selaku perpanjangan tangan ITFC, terhadap petani Kopi Karo di empat desa, diantaranya : petani Desa Naman Teran, Payung, Sada Perarih, dan Desa Rumamis, bulan April 2019 lalu. Melalui ilmu yang di dapat dari pelatihan kiranya petani kopi di Tanah Karo dapat berbagi ilmu bagaimana budi daya yang baik dan benar. Serta perlakuan proses pasca panen, sehingga nilai jual kopi menjadi lebih tinggi sehingga pendapatan perkapita petani meningkat.