Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais membahas sejumlah hal bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pertemuan sore tadi. Amien mengungkapkan rencana rapat penting Dewan Pembina Gerindra Rabu (17/7) malam.
"Kalau ada tambahan, kalau tidak salah, Rabu malam itu memang Prabowo akan mengundang Dewan Pembina Gerindra untuk memusyawarahkan what's next tadi," ujar Amien Rais di kediamannya, Kompleks Taman Gandaria Blok C Nomor 1, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (16/7/2019).
Amien Rais lalu mengungkapkan makna rekonsiliasi versi Prabowo. Dia berbicara soal kedaulatan pangan, energi hingga ketahanan bangsa.
"Ini saya bocorkan, saya sampaikan supaya tidak... bahwa menurut beliau yang namanya rekonsiliasi itu memang betul-betul harus objektif, kemudian peta ke depan, lantas mapping political map-nya itu bagaimana. Kalau memang betul untuk kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kedaulatan air, memperkuat ketahanan bangsa dan lain-lain, kemudian pro kepada rakyat, pro kepada pasal 33 Undang-Undang 1945, maka semua bisa dipertimbangkan," ucap Amien Rais.
"Dan tentu kekuatannya seperti terefleksikan di dalam hasil menurut versi KPU yang didukung oleh MK, paling nggak 55-45, kalau betul. Kalau tidak, itu namanya kooptasi dan itu tentu itu tidak akan bisa dan jelas sekali yang memilih menjadi oposisi itu yang bertanggung jawab, demokratis, juga santun, etis, etical juga, kemudian juga... dan objektif," tutur dia.
Amien Rais memilih menunggu sikap Dewan Pembina Partai Gerindra. Namun, dia memandang sebaiknya Prabowo menjadi oposisi.
"Kita tunggu saja hasil dari Dewan Pembina Gerindra itu. Saya sendiri berpendapat sebaiknya memang ada oposisi yang relatif tanggung di parlemen. Karena kalau demokrasi tidak ada oposisi nanti menjadi sirna. Jiwa demokrasi menjadi hilang. Karena itu saya kira ini sangat bagus. Nggak usah kita besar-besarkan, ini hanya sangat remeh-temeh. Hanya masalah pembagian kekuasaan siapa yang di luar, siapa yang di dalam. Jadi jauh lebih mudah dari pada hal-hal yang sudah kita alami sebagai bangsa di masa lalu," beber Amien Rais.dtc