Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pelaksanaan lelang jabatan eselon II (seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama) untuk mengisi 16 jabatan eselon II di lingkungan Pemprov Sumut yang sedang berlangsung saat ini, mendapat atensi publik. Sejumlah pengamat dan kelompok mahasiswa menekankan agar lelang eselon II menjadi momen yang tepat bagi Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dan Wagubsu, Musa Rajekshah, mencari pejabat eselon II yang mampu mewujudkan visi misi "Sumut Bermartabat".
Terkait hal itu, Gubernur Edy Rahmayadi, mengaku tidak mau tahu siapa-siapa yang mengikuti lelang jabatan eselon II (seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama) untuk mengisi 16 jabatan eselon II di lingkungan Pemprov Sumut, yang sedang berlangsung saat ini.
Bahkan kepada Panitia Seleksi (Pansel), dimintanya agar peraih nilai tertinggi seleksi berdasarkan penilaian Pansel yang akan disampaikan kepadanya, tidak berupa nama, tetapi cukup dengan kode saja dan rincian hasil penilaian.
"Saya tak mau ada nama-namanya di situ, saya mau kode," ujar Edy, mantan Pangkostrad itu, menjawab wartawan, di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro, Medan, Jumat (19/7/2019).
Di dalam kode itu, lanjut Edy, harus ada standar passing grade. "Dia harus nilainya 6 minimal, artinya kalau ada yang nilainya 7, 8, 9 ya otomatis 6 gugur," sebut Edy.
Lalu apakah maksud Gubernur Edy menyampaikan pernyataannya itu? Apakah hal itu sebagai bentuk sikap fairness Edy yang tak mencampuri proses lelang eselon II atau bahkan sekadar retorika?.
Medanbisnisdaily.com merangkum sejumlah pernyataan Gubernur Edy. Mantan Pangkostrad itu sepakat agar semua pihak turut mengawal proses pelaksanaan lelang eselon II tersebut.
Menurut Edy, penempatan pejabat bukan karena faktor agama, titipan atau karena faktor like or dislike (suka atau tidak suka). "Tetapi penempatan pejabat itu lebih karena hasil penilaian," ujarnya, Senin (22/5/2019).
Edy bahkan menegaskan keseriusannya membangun Sumut. Karena itu, dimintanya agar jangan meragukan kepemimpinannya. "Ini yang paling penting kali ya, jangan lagi kalian ragukan tentang trust suatu kebenaran dalam leader, dalam kepemimpinan saya. Pastikan itu, itu tak usah kalian ragukan lagi itu," tegasnya.
Di hadapan peserta ujian, Selasa (25/6/2019). Gubernur Edy mengatakan seleksi eselon II untuk mencari orang-orang yang terbaik dari yang baik. Sumut membutuhkan orang-orang terpilih, cerdas dan yang paling utama memiliki hati untuk berbuat dan bekerja.
Disampaikan juga kepada para peserta, agar siap menerima jika dinyatakan kalah, dan hal yang sama jika dinyatakan menang. "Soal hasil, agar Allah yang menentukan," ujar Gubernur Edy.
Bahkan pada Senin (8/7/2019), Gubernur Edy Rahmayadi menampik isu menguatnya tudingan bahwa lelang jabatan eselon II hanyalah formalitas karena sudah ada "pengantin" untuk di 16 jabatan yang akan diisi.
"Saya nyatakan isu soal adanya pengantin untuk 16 jabatan strategis, di lingkungan kantor Gubsu yang saat ini di lelang adalah tidak benar. Mereka semua murni mengikuti ujian seleksi dan harga untuk ujian itu sangatlah mahal," tegas Edy.
Soal keinginan Gubernur Edy yang menginginkan hanya kode peserta yang diserahkan nantinya oleh Pansel, dibela salah satu bawahannya. Kepala Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut Zonny Waldi.
"Menurut hemat saya, bagus itu (hanya kode), supaya tidak subjektif dalam menetukan pilihan," kata Zonny Waldi, yang juga Plt Kadis SDA dan Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut itu, Minggu (21/7/2019).