Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kelompok teater asal Kota Tanjungbalai, Kabupaten Asahan, Labuhanbatu Utara (Labura), dan Deli Serdang memeriahkan Festival Seni Budaya Islam (FSBI) yang digelar Teater Generasi dan Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) Medan, di Gedung Utama Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU), Jalan Perintis Kemerdekaan, No 33, Medan, Rabu (24/7/2019).
Dijelaskan ketua panitia, Suherwin Saputra, kelompok-kelompok teater dari luar Kota Medan itu adalah Tajungbalai Teater Company Tanjungbalai, Teater Remal Asahan, Teater Buas gabungan Tanjungbalai, Labura dan Asahan, serta Teater Techno's Deli Serdang. Sedangkan dari Medan ikut ambil bagian, yakni Teater Garuda Medan Amplas, Teater LKK Unimed, LKT UISU, SMA Negeri 6, dan SMA Swasta Islam Terpadu (IT) Indah.
Adapun kegiatan dalam FSBI, papar Erwin, festival musikalisasi puisi, penerbitan buku Antologi Puisi "Sajadah", festival drama, dan seminar sastra Islam. Festival drama menampilkan naskah pilihan "Ayahku Pulang" karya Usmar Ismail, "Fajar Sidik" karya Emil Sanossa, "Dewi Masyitoh" karya Puthut Buchori, dan "Robohnya Surau Kami" karya Ali Akbar Navis versi Hermana MT.
Festival musikalisasi puisi menyediakan puisi pilihan, yaitu "Doa Rayap" karya Damiri Mahmud, "Pantai Batubara" karya Shafwan Hadi Umry, "Sujud Terakhir" karya Tsi Taura, dan "Anakku, Darah Dagingku" karya Suyadi San.
"Karena peserta musikalisasi puisi tidak banyak, festival ini dirangkaikan dengan festival drama, Rabu (24/7/2019-red),” kata Erwin.
Sedangkan seminar sastra Islam akan dirangkai peluncuran buku Antologi Puisi "Sajadah" dan penyerahan hadiah, di Aula Perpustakaan Provinsi Sumatra Utara, Minggu (28/7/2019). Seminar akan menampilkan pembicara Dr Shafwan Hadi Umry MHum, Damiri Mahkud, Dr Dahlena Sari Marbun MPd, Dr Tengku Faridah Yafitzham MHum, dan Winarti MPd selaku pembedah Antologi Puisi "Sajadah".
Pimpinan Teater Generasi Medan, Suyadi San, menambahkan, FSBI bertujuan menggelorakan seni budaya Islam, karenanya menggandeng HSBI Medan, Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (Kompi) Sumutra dan Komunitas Sastra Masyarakat Binjai (Kosambi).
"Selain itu kegiatan ini kami adakan untuk menggairahkan kembali semangat berkesenian secara Islami guna mengantisipasi arus kesenian dan kebudayaan asing yang merusak jiwa bangsa Indonesia. Apalagi, selama ini kami konsentrasi menggelar seni modern, yaitu teater dan sastra, " ujarnya.
Pelaksana Ketua HSBI Medan itu juga mengajak masyarakat dan pimpinan di Kota Medan dan sekitarnya, terutama yang beragama Islam, turut bersama-sama melawan serangan budaya asing.
"Serangan budaya asing itu ada yang tak sesuai dengan ajaran Islam dan masuk ke dalam kehidupan generasi muda kita," jelasnya.
Menurut peneliti Balai Bahasa Sumatra Utara itu, seiring perkembangan waktu dan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, serta kurangnya minat dan perhatian para pemuda Islam terhadap seni dan budaya agamanya sendiri yang semestinya dilestarikan, kini nyaris tenggelam di tengah-tengah begitu kuatnya arus budaya asing yang masuk hingga ke pelosok-pelosok kampung.
"Hanya sedikit saja ada seorang remaja ataupun pemuda kita yang bisa membawakan tarian tradisional dan sesuatu yang aneh jika kita menemukan seseorang yang mengenakan batik dalam kesehariannya," katanya.
Pergeseran adat dan budaya, lanjut Suyadi, tampaknya telah mengubah wajah generasi muda Islam yang lebih memilih budaya asing untuk mereka banggakan. Masuknya budaya barat yang mendapat respon positif dari kalangan remaja tanpa adanya filter dan penyeimbang dari budaya lokal, mengakibatkan para remaja, pemuda, dan sebagian besar masyarakat Islam mengalami kerancuan dalam memahami dan membedakan antara budaya asli milik Indonesia bernuansa keislaman dengan budaya asing.
"Melihat kondisi dan fakta di atas, pantas kiranya semua kalangan memberikan perhatian lebih terhadap permasalahan tersebut dan inilah yang menjadi latar belakang kami menyelenggarakan kegiatan Festival Seni Budaya Islam," tuturnya.
Sayangnya, lanjut Suyadi San yang juga merupakan Sekretaris Kosambi, kegiatan yang mengusung tema “Budaya Islam untuk Membangun Kebersamaan dan Kreativitas Generasi Emas Bangsa” tersebut masih belum menyentuh pimpinan daerah maupun kalangan dermawan.
"Kami masih bergerak sendiri, belum ada sponsor ataupun dermawan yang mau berpartisipasi," ungkapnya.