Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Salah satu kelompok masyarakat yang diuntungkan dengan adanya sistem ospek di kampus, adalah para pedagang kaus kaki. Ketika ospek belum dilarang, para pedagang ini bahkan mampu meraup penjualan sampai Rp 6,5 juta per hari dari hanya menjual kaus kaki.
Demikian diakui Ani, salah seorang pedagang kaus kaki yang setiap Jumat membuka lapak di sekitaran Kantor Gubernur Sumatra Utara, Jalan Diponegoro, Medan. Kepada medanbisnisdaily. com, Jumat (26/7/2019), Ani menceritakan pengalamannya kurang lebih 4 tahun lalu itu.
"Waktu itu enak. Penjualan bisa sampai Rp 6,5 juta per hari. Mahasiswa yang ospek beli kaus kaki belang-belang sesuai arahan panitia. Mungkin untuk lucu-lucuan," kata Ani.
Ani menambahkan, masa ospek bagi mereka seperti menjadi rezeki tahunan. Karenanya tidak tanggung-tanggung, menjelang ospek mereka bisa belanja kaus kaki sampai Rp 10 juta.
"Kalau sekarang enggak lagi, sudah 4 tahun enggak ada ospek," kata Ani yang membuka kios di depan Sumber (Simpang Kampus USU) Padang Bulan, Medan ini.
Diakui Ani, setelah ospek dilarang, pedagang pun ikut merugi. Pasalnya kaus kaki yang terlanjur mereka beli, jadi menumpuk. Ani menjelaskan, kaus kaki itu mereka beli dari Bandung. Selain harga lebih murah, bahan juga lebih bagus jika dibandingkan yang dari Medan.
"Ongkos kirim Rp 1000 per lusin. Jadi selisih harganya Rp 7000 per lusin dibanding beli yang dari Medan. Padahal bahannya lebih bagus," kata Ani.