Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini sempat membuat investor di pasar modal panik. Pasalnya, pada awal perdagangan IHSG dibuka melemah di level 6.379 hingga membuat IHSG sempat turun tajam ke level 6.314. Pada penutupan, IHSG tetap bertengger di zona merah dengan turun 76 poin atau 1,19% di level 6.325.
Pelemahan IHSG hari ini dipicu oleh isu perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Terlihat juga pada pelemahan hampir seluruh saham di berbagai negara. Indeks Dow Jones turun 0,4473%, Korea composite turun 0,396%, Kospi turun 0,457%, NYSE 0,496%, Nasdaq 0,997%, dan STI turun 0,792%.
Menurut analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, indeks-indeks saham di bursa Wallstreet mengawali pelemahan lebih dahulu sebelum The Fed mengeluarkan keputusan terkait suku bunga acuannya. Prospek ekonomi belum menunjukkan tanda-tanda positif. Hal ini lantas menyeret pelemahan pada saham di Asia dimana beberapa bank sentral di beberapa negara turut menurunkan suku bunga acuannya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi global.
"Sejauh ini, The Fed telah memberikan sinyal pelonggaran suku bunga acuannya namun langkah ini masih berupa wacana dan belum menjadi keputusan mutlak," katanya, Jumat (26/7/2019).
Langkah penurunan suku bunga juga dilakukan Indonesia. Namun, BI terus berupaya memberikan akses mengalirnya dana asing ke dalam negeri agar perputaran uang di dalam negeri tetap stabil dan terjaga serta investasi dalam negeri tetap aman.
Selain itu, kolaborasi dan bauran kebijakan juga terus dilakukan. Terutama adanya defisit neraca perdaganagn yang melebar bulan Juni lalu. BI Terus memantau pergerakan inflasi dalam negeri agar tetap terjaga ketika permintaan logistik mulai lesu.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diperdagangkan di 2 zona. Rupiah akhirnya ditutup cenderung stabil di level 13.984/dolar AS. Namun, BI terus berupaya menarik investasi asing untuk berinvestasi di Indonesia melalui skema-skema investasi dengan keuntungan yang menarik sehingga pelaku pasar uang tidak perlu mengkhawatirkan nilai tukar rupiah.