Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labuhanbatu. Kondisi infrastruktur jalan darat di Dusun lll Situkang, Desa Sei Tawar penghubung ke Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara memprihatinkan. Bahkan, para anak didik menuju ke Sekolah Dasar Negeri Nomor 118439 di kawasan itu mesti melalui jembatan darurat. Bahaya mengintai peserta didik ketika melaluinya.
"Iya, minim kualitas jalan darat di desa kami," ungkap warga setempat, Edy Syahputra Ritonga, Rabu (31/7/2019) kepada medanbisnisdaily.com melalui ponsel pribadinya.
Ketika musim penghujan, prasarana jalan desa di sana berlumpur. Bahkan, tak bisa dilalui kenderaan roda dua. Akibatnya, menuju ke sekolah para siswa mesti berjalan kaki. Kata dia, jarak tempuh peserta didik dari rumah menuju sekolah itu mencapai 3 kilometer.
"Anak anak berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki karena ketika musim penghujan, kondisi jalan berlumpur. Sehingga tidak bisa dilalui kendaraan," ujarnya.
Selain itu, ungkapnya jembatan penyeberangan menuju ke komplek sekolah yang menampung anak didik dari dua desa di Desa Wonosari dan Desa Sei Tawar itu, juga memprihatinkan. Jembatan darurat di sana, menurut dia, rawan memicu bahaya bagi anak didik. Karena hanya terbuat dari sebatang kayu. Pun, jembatan utama juga mengalami kondisi yang memprihatinkan.
Di akun media sosial facebooknya, Edy Syahputra Ritonga menggunggah sebuah video para anak sekolah yang melintasi jembatan darurat. Dalam video itu, dia menceritakan jalan yang sangat ekstrim mesti dilalui para anak. Jembatan terbuat dari sebatang kayu. Terbentang di atas parit bechoan yang dalam.
"Andaikan terjadi yang tak diinginkan, terjatuh dan tidak tahu berenang bisa merenggut nyawa. Arus deras dan dalam," tukasnya.
Dia berharap para pemimpin di kabupaten Labuhanbatu dapat merespon dengan kondisi yang dialami warga setempat. Dan, menyediakan fasilitas jalan darat yang laik untuk warga di sana.
Camat Panai Hilir, Hadmansyah ketika dihubungi membenarkan dilema kawasan itu ketika di musim penghujan. Kawasan sekolah tersebut, menurutnya, berada di pesisir pantai yang berbatas dengan Selat Malaka. Selain itu, tekstur tanah gambut.
"Ya, ketika air pasang laut naik dan musim penghujan kondisinya memprihatinkan," ujarnya.
Namun, menurutnya, kondisi di sana tidak separah yang digembar-gemborkan pihak lain. Tapi, kata dia, pihak Kecamatan Panai Hilir terus melakukan evaluasi terhadap daerah dan juga terkait sektor pendidikan. "Ke depan, akan kita rencanakan membangun jembatan di sana," tandasnya.