Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menko Kemaritiman, Luhut B Pandjaitan meminta perusahaan yang merusak Kawasan Danau Toba (KDT) agar ditutup. Hal itu diungkapkan Luhut beberapa kali ke media, termasuk saat mendampingi Presiden Jokowi berkunjung ke sejumlah kabupaten di KDT, tiga hari terakhir ini.
Pernyataan Luhut itu pun diapresiasi masyarakat sebagai perhatian yang serius terhadap KDT. Meski begitu, masyarakat berharap, ada tindakan nyata dan tidak sekadar kata-kata. Sehingga pernyataan itu tidak dinilai sebagai harapan palsu.
Ketua Perhimpunan Jendela Toba, Mangaliat Simarmata kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (31/7/2019) mengatakan, sikap ini sudah lama ditunggu-ditunggu berbagai elemen yan peduli terhadap masalah lingkungan hidup dan pariwisata Danau Toba. Tapi masyarakat berharap agar janji -janji ini tidak sekadar menyenangkan publik.
"Kita berharap adanya segera penetapan kebijakan pemerintah untuk itu dari pusat dan juga ada intruksi yang jelas dari pusat ke Pempropsu dan 7 Pemkab di Kawasan Danau Toba ( KDT ) dan intansi-instansi yang berhubungan dengan itu. Jangan hanya harapan saja yang dikasih sama masyatakat. Kalau mau ditutup, tutup saja, kok diminta tutup?" tegas Mangaliat.
Menurut kami, terang Mangaliat, tidak akan banyak dampaknya Rp 3, 5 triliun yang mau dikucurkan dana APBN untuk menjadikan KDT menjadi destinasi kelas dunia, bila masalah pencemaran air Danau Toba dan kerusakan lingkungan dan ekosistem yang sudah parah itu tidak secara paralel disikapi dan diatasi.