Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,235% di level 14.042/dolar AS. Pada perdagangan hari ini, dolar AS masih bergerak menguat terhadap beberapa mata uang negara lainnya seperti yen, yuan, dolar Singapura, peso, dan bath.
Namun saya kira penguatan dolar AS ini tidak akan lama. Hal ini disinyalir oleh aksi profit taking investor pasar uang yang telah merespon lebih dulu sentimen penurunan suku bunga The Fed," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Kamis (1/8/2019).
Untuk pertama kalinya setelah 10 tahun terakhir yakni tahun 2008, The Fed menurunkan suku bunga acuan federal fund (FFR) sebesar 25 basis poin ke kisaran 2-2,25%. Hal ini dilakukan merespon perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di AS.
Tahun 2018, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya secara agresif. Hal ini juga direspon oleh bank sentral di berbagai negara untuk turut menaikkan suku bunga acuannya. Kenaikan suku bunga tahun lalu yang agresif justru membuat pertumbuhan ekonomi global terhambat ditambah dengan adanya perang dagang AS dan Cina yang kian memanas.
Meskipun sebelumnya beberapa Bank Sentral negara telah menurunkan suku bunga acuannya, namun menurut Gunawan, penurunan suku bunga The Fed ini akan kembali diikuti oleh negara-negara lain yang masih mempertahankan suku bunga acuanya. Seperti negara bagian di Eropa yang masih mempertahankan suku bunga acuannya.
Adanya penurunan suku bunga acuan The Fed ini menekan pelemahan mayoritas saham di berbagai bursa seperti Dow Jones yang turun 1,22%, Nasdaq 1,18%, NYSE 0,9%, S&P 500 turun 1%, Shanghai 0,8%, Hangseng turun 0,7%, Kospi turun 0,3%, STI turun 0,268%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampaknya tidak berpengaruh pada isu penurunan suku bunga The Fed. Hari ini, IHSG ditutup turun 0,14% atau 8 poin di level 6.381. "IHSG ditutup melemah seiring dengan minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Tapi penurunan ini sangat kecil jika dibandingkan pelemahan indeks harga saham secara menyeluruh," kata Gunawan.
Untuk frekuensi perdagangan saham hari ini cukup aktif. Frekuensi saham terjadi sebanyak 503.808 kali transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp 9,8 triliun.