Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Banjir rob yang membanjiri kawasan Belawan, Kelurahan Labuhan Deli, Medan Marelan dan Tangkahan, Medan Labuhan sulit untuk dibendung, karena lokasi pesisir ini relatif dekat dengan laut yang dijadikan warga sebagai lokasi pemukiman.
Pengamatan medanbisnisdaily, Jumat (2/8/2019) sore, air laut masih mengenangi enam kelurahan yanb ada di Belawan dan sebagian di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan yang meni mbulksn keresahan bagi warga.
Sebab sudah tiga hari berturut-turut pemukiman warga terendam banjir rob setinggi selutut orang dewasa, sehingga warga terpaksa menaikkan sejumlah perabotan rjmah tanggs agar tidak terendam air asin
Wagiah (50) warga Lorong Melati Belawan kepafa Medanbisnisdsily.com mengatakan, banjir rob muncul hampir setiap hari dua pekan dalam kurun waktu tiga hari berturut-turut dalam pekan ini mulai pukul 14.00 WIB hingga surut sekitar pukul 17.00 WIB.
Meski hanya beberapa jam lamanya akan tetapi sempat merendam rumah sembari meninggalkan sampah dan kotoran lumpur. Bahkan membuat kondisi badan jalan protokol cepat rusak terkena air asin tersebut.
A Tanjung seorang aktivis lingkungan di Belawan mengatakan, air pasang laut itu tidak terbendung disebabkan karena banyaknya kawasan hutan yang ditimbun menjadi daratan. Kepentingan pengusaha yang meraup keuntungan di Belawan seakan tak peduli dengan derita masyarakat di Belawan, parahnya, pemerintah seakan menututup mata dengan maraknya aksi penimbunan lahan yang dulunya sebagai tempat resapan air, seperti simpang Kampung Salam yang saat ini lahan resapan air berobah menjadi lahan depo kontaener
”Jangan biarkan masyarakat di Belawan terus sengsara akibat air pasang laut yang menganggu aktivitas masyarakat, selayaknya jangan beri perizinan penimbunan lahan resapan air di Belawan demi menyelamatkan masyarakat dari bencana banjir rob," inta aktivis tersebut.