Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com Belawan. Wacana pembukaan sekolah sopir oleh Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Sumatera Utara disambut pro dan kontra. Sopir menyambut baik rencana Organda tersebut. Namun kalangan lain menilai aspek kesejateraan harusnya diprioritaskan terlebih dahulu.
Syufrianto, sopir dum truk pengangkut barang curah dari Pelabuhan Belawan, menyambut baik sekolah sopir tersebut sebagai bentuk tanggung jawab sopir terhadap barang yang dibawanya.
Menurutnya, sekolah bagi sopir untuk memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan pekembangan dunia usaha. "Beberapa waktu lalu, wacana menyekolahkan sopir truk pelabuhan ada terdengar, lalu menghilang. Kini wacana itu muncul lagi," ujar Syufrianto yang merasa tak terkejut dengan wacana itu, saat ditemui medanbsinisdaily.com, Sabtu (3/8/2019).
Namun demikian, Syufrianto juga meminta para pengusaha memeprhatikan kesejahteraan para sopirnya. Menurutnya, tidak semua sopir truk di Pelabuhan Belawan memiliki BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
"Hanya beberapa perusahaan terkemuka saja yang memberikan jaminan sosial kepada sopirnya, ujar Syufrianto yang bekerja pada perusahaan PT BI tersebut.
Sementara itu, Ketua LSM Terpego, Ganden Limbong menilai seharusnya pengusaha angkutan memenuhi kewajibannya dulu terhadap hak-hak sopir.
"Kalau persoalan kejujuran agar sopir bisa berbuat baik, itu tidak hanya terjadi pada komunitas sopir saja, di kalangan anggota DPRD saja pun masih ada juga yang tidak jujur. Hal itu terbukti dengan banyaknya anggota dewan yang ditangkap KPK," kata Ganden Limbong.
Pria yang konsen memperhatikan buruh pelabuhan ini mengatakan, yang utama adalah tingkat kesejateraan sopir terlebih dahulu. Berikan mereka hak-hak normatif, bukan mengutamakan sekolah sopir yang disebut-sebut akan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.
Menurut Ganden, ada ribuan sopir truk pelabuhan yang setiap hari hilir mudik, namun jika ditanya status kesejahteraan dan perindungan sosial yang mereka peroleh, relatif banyak yang belum terdaftar di BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan.
Sebelumnya Wakil Ketua Organda Sumut, Parlin Manihuruk, kepada medanbisnisdaily.com, mengatakan, kategori sopir yang baik yang dibutuhkan para sopir truk pelabuhan bukan sekadar mahir menjalankan kendaraan atau memindahkan barang dari satu tempat ke tujuan lainnya, tetapi yang jujur atau tidak suka menipu.
"Pemilik-pemilik truk itu selama ini sering tertipu oleh sopirnya, akibatnya mereka mengalami kerugian. Sering mereka satu sama lain antar pemilik saling bertanya apakah sopir yang akan direkrut jujur atau tidak agar tak tertipu lagi," kata Parlin.
Karena itu, Organda berencana menggagas sebuah sekolah sopir. Sekolah dengan modul yang dipersiapkan sedemikian rupa akan mendidik para calon sopir truk yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.