Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pergerakan mayoritas saham pada perdagangan hari ini mengalami pelemahan yang cukup signifikan, termasuk di dalam negeri. Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok cukup dalam, tercatat turun 164 poin atau 2,59% di level 6.175. Sebanyak 98 saham mengalami kenaikan, sedangkan 414 saham mengalami pelemahan. Sisanya 98 saham lainnya tak mengalami perubahan.
Sementara indeks saham di Bursa Walsstreet melemah dimana Dow Jones turun 0,37%, NYSE turun 0,62%, S&P 500 turun 0,72%, dan Nasdaq turun 1,32%. Bahkan kndeks saham di Asia mengalami pelemahan yang lebih dalam dimana indeks Hangseng melemah 2,85%, Kospi turun 2%, Korea Composite turun 2,56%, Philipphine turun 2,95%, STI turun 1,98% dan Shanghai turun 1,61%.
Pelemahan ini seiring dengan ekonomi yang melambat di sejumlah negara. Tak hanya itu, perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Cina juga kembali memasuki babak baru. Ketegangan hubungan dagang antar keduanya memperkeruh situasi ekonomi saat ini.
Adanya ancaman AS untuk menaikkan kembali tarif impor 10% atas sejumlah barang-barang yang berasal dari Cina direspon negatif dan mengancam perekonomian Cina. Akibatnya, Cina juga memberikan ultimatum memberikan serangan balasan jika AS menaikkan tarif tersebut.
"Investor diberbagai bursa saham terlihat panik. Itu menekan pergerakan saham-saham yang semestinya mengalami penguatan," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Senin (5/8/2019).
IHSG sendiri, disinyalir tertekan imbas dari pelemahan saham-saham secara global dimana Indonesia merupakan negara berkembang yang rentan terimbas isu perang dagang. Sementara itu, dari dalam negeri sentimen negatif juga menekan pelemahan saham hari ini dimana rilis data pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2019 melambat yakni hanya berada di level 5,05% (yoy). Hal ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2018 sebesar 5,27%.
Adanya pelemahan saham ini menggiring saham-saham yang memiliki capital market yang cukup besar diperdagangkan secara discount. Sehingga adanya pelemahan saham semacam ini cukup bagus bagi investor yang memiliki dana cash yang tersedia untuk mengevaluasi saham-saham bluechip diharga yang murah.
Disisi lain, nilai tukar rupaih melemah terhadap dolar AS sebesar 104 poin atau turun 0,734% di level 14.274/dolar AS. Pelemahan ini tidak hanya dirasakan oleh rupiah namun juga seluruh mata uang utama negara emerging market kecuali Jepang yang menguat 0,6%.
Penguatan dolar AS disinyalir oleh pernyataan Gubernur The Fed (Jerome Powell) yang mengatakan bahwa penurunan suku bunga bukan berarti adanya pelonggaran kebijakan moneter. "Itu memberikan sinyal bahwa dolar AS masih tetap unggul diantara nilai tukar mata uang negara lainnya," kata Gunawan.