Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Famohouni di Desa Madula, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Provinsi Sumatra Utara berkinerja baik. BUMDes yang berdiri pada 2017 ini kini sudah memiliki aset lumayan besar, yakni Rp 1, 107 miliar. Atas kinerjanya itu, Bumdes Famohouni dapat penilaian dari Tim BUMDes Provinsi Sumut.
Kepala Desa Madula, Eksodius Harefa, mengatakan, BUMDes yang dipimpinnya dapat menyumbangkan kontribusi PAD bagi Desa Madula Rp 22 juta lebih per Juli 2019. Ia mengatakan, BUMDes Famohouni bergerak di bidang simpan pinjam dan jasa. Bidang jasa terdiri dari usaha futsal, penyewaan taratak, molen dan becak mesin.
Pada 2017, kata Eksodius Harefa, BUMDes Famohouni menerima penyertaan modal awal dari dana desa TA 2016 sebesar Rp 200 juta. Dua bulan kemudian, proposal BUMDes Famohouni mendapat persetujuan penambahan modal penyertaan dana desa TA 2017 sebesar Rp 300 juta.
"Jadi total modal sebesar Rp 500 juta," kata Ekspdius kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (9/8/2019).
Sedangkan bunga perguliran pinjaman sebesar 1,5%. "Saat ini bunga jasa simpan pinjam BUMDes Famohouni sudah mencapai Rp 12 juta lebih di bank," jelas Eksodius..
Menurut Eksodius, sebagian pendapatan dari jasa BUMDes dipergunakan untuk dinikmati demi kesejateraan masyarakat. "Kami setiap tahun potong 1 ekor babi, dagingnya dibagi-bagi per kilo kepada warga Desa Madula," katanya bangga.
Dikatakannya, maju mundurnya BUMDEs tergantung Kades, BPD dan pengurusnya bekerja sama. "Kalau pimpinannya tegas pada aturan, BUMDes dapat maju dan berhasil. Bagi saya tidak pandang bulu apakah saudara, warga sama semua, termasuk saya tidak ada keistimewaan," paparnya.
Ia menambahkan, 2019 pihaknya akan berencana menambah bisnis baru di sektor pertanian, yaitu penanaman pisang barangan dan kepok. Karena pisang punya prospek ke depan dan usaha pembayaran rekening listrik (Token).
Namun, di tengah antusiasme masyarakat desa terhadap pengelolaan BUMDes, sayangnya, suport dari pihak Pemko Gunungsitolii belum kelihatan.
"Sayangnya Pemko Gunungsitoli sepertinya kurang memberi dukungan dan perhatian terhadap BUMDes. Contoh ketika Tim Penilai BUMDes dari Provsu berkunjung, tak satu pun pihak Pemko yang nongol. Padahal surat dari mereka (Pemko)," tandas Eksodius.