Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bupati Dairi, Eddy K A Berutu menemui Kepala BNPB RI Letjen Doni Monardo, di Kantor BNPB RI, Jakarta, Rabu (28/8/2019), meminta tambahan dana anggaran bencana alam. Didampingi Kepala BNPB Dairi, Bahagia Ginting, Bupati menguraikan kondisi Dairi dengan topografi serta ancaman bencana alam yang bisa saja sewaktu waktu terjadi. Ada beberapa contoh dipaparkannya, termasuk yang paling anyar banjir bandang pada 17 Desember 2018, di mana 8 desa menjadi korban dan sejumlah warga meninggal dunia.
Disebutkan Bupati, dengan terbatasnya anggaran dana tanggap bencana alam di Dairi dirasakan sejumlah kekurangan dalam percepatan pemulihan kondisi bencana.
Eddy juga menyampaikan perlunya sejumlah peralatan dan logistik. Peralatan dan logistik kebutuhan jika sewaktu waktu terjadi bencana milik Dairi masih terlalu minim.
Kepada medanbisnis daily.com, Kamis, (29/09/19), Eddy menyampaikan, Kabupaten Dairi berharap dapat diberikan bantuan dalam penguatan lembaga dan pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana (DESTANA), pendidikan dan pelatihan personel guna peningkatan kapasitas SDM BPBD, bantuan peralatan standar untuk peningkatan kapasitas pusat pengendalian operasional BPBD, bantuan alat berat, kendaraan operasional dan sepeda motor, truk dapur umum, toilet mobile dan tenda pengungsi. "Kita juga berharap bantuan Mitigasi lahan-lahan kritis," harapnya.
Melalui layanan Whattsappnya, Bupati Eddy menyebutkan telah mempelajari sejumlah bencana alam besar yang pernah terjadi di Dairi.
"Gempa yang pernah terjadi akses Tsunami Aceh. Beberapa peristiwa banjir bandang di kecamatan tanah pinem, Jalan longsor serta sejumlah peristiwa banjir seperti yang terjadi silima pungga pungga. Saat banjir bandang silima pungga pungga kami belum dilantik jadi Bupati. Namun hasil investigasi kala itu kita menilai masih sangat lemahnya anggaran , peralatan dan cepat tanggap dalam penanggulangan," katanya.
Dikatakanya lagi, bencana bisa saja terjadi sewaktu waktu tanpa bisa terdeteksi. Namun demikian memperkecil resiko yang terjadi dapat dilakukan dan menjadi tanggung jawab daerah dengan pelatihan , himbauan dan paling penting adalah mindset masyarakat dalam menjaga alam.
*Saya pikir untuk meminimalisir resiko dan meningkatkan kesiagaan dan kesiapan jika terjadi bencana sewaktu waktu diperlukan kesiapan dana, peralatan standart, serta kesiapan personil, Itu tujuan kita menyampaikan keluh kesah kepada kepala BNPB RI," pungkasnya.