Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Kabupaten Karo siap menyambut kedatangan wisatawan di kawasan utara Danau Toba di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Kesiapan ini sehubungan ditetapkannya Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) oleh pemerintah pusat.
Menanggapi konsep pengembangan wisata halal dan syariah di kawasan Danau Toba pasca digulirkan Gubernur Edy Rahmayadi yang memicu kontroversi sepekan belakangan. Bupati Karo, Terkelin Brahmana dan Wakil Bupati Karo, Corry S Sebayang, memberikan jawaban diplomatis.
“Kita siap menyambut wisatawan, masalah halal dan tidak halal itu kiranya tidak menjadi polemik. Dapat dibuat kebijakan sehingga tidak menimbulkan prokontra. Semisal melakukan pembangunan kawasan yang layak menurut wisatawan tanpa menghilangkan budaya dan kearifan local,” ujar Terkelin Brahmana, didamping Corry S Sebayang kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (3/9/2019).
Menurut Terkelin dan Corry, warga Kabupaten Karo ari dahulu hidup rukun dan damai walau terdiri dari multi etnis dan agama. Sehingga dalam menerima kunjungan wisatawan tidak diragukan lagi. Walau demikian, sambung keduannya, Pemkab Karo akan melakukan sosialisasi lanjutan terhadap masyarakat setempat kawasan wisata Danau Toba yang berada di wilayah Kabupaten Karo.
Di tempat terpisah, Plt. Kadis Pariwisata Kabupaten Karo, Kasman Sembiring menyatakan hal yang tidak jauh berbeda. Menurutnya, warga yang berdiam di Tanah Karo senantisa tidak terlepas dari kultur budaya setempat, yakni “Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh, Perkade-kaden 12+1” (persudaraan,red). Sehingga bentuk keragaman termasuk agama merupakan perbauran, termasuk dengan turis.
“Dalam satu keluarga masyarakat Karo banyak yang berbeda agama dan itu merupakan hal yang biasa. Sehubungan itu kita akan melakukan sosialisasi lebih lanjut. Di mana letak kawasan yang layak menurut wisatawan dan di mana penempatan kuliner lokal akan kita bahas lebih lanjut. Intinya kita berpikir jangan karena makanan turis enggan datang,” ujar Kasman.