Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak menilai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) beserta Pemerintah provinsi Sumatra Utara (Pemprovsu) telah melukai hati masyarakat. Hal itu terkait perhelatan Indonesia Climate Change Forum & Expo 2019 atau Pekan Lingkungan Hidup yang menjadikan pihak PT TPL menjadi narasumber. Acara ini sendiri tengah berlangsung di Hotel Santika Dyandra Medan, dimulai hari ini, Kamis (5/9/2019) sampai Sabtu (7/9/2019).
Ketua AMAN Tano Batak, Roganda Simanjuntak kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (5/9/2019) mengungkapkan kekecewaannya. Dikatakannya, pihak TPL yang selama ini digugat karena aktivitas mereka yang merusak lingkungan justru malah dijadikan narasumber dalam forum itu.
"Pihak PT TPL tidak layak sebagai narasumber dalam acara yang dibuat KLHK dan Pemprovsu. Karena aktivitas TPL yang masih terus tebang hutan alam untuk digantikan pohon eucalyptus sebagai perluasan areal mereka. Justru aktivitas itu salah satu penyebab perubahan iklim. Ditambah lagi aktivitas mereka yang gunakan pestisida kimia berbahaya dalam rangka perawatan tanamannya yang mengakibatkan ekosistem lainnya rusak," kata Roganda.
Menurut Roganda, justru pihak KLHK yang mencedarai masyarakat adat di Tano Batak karena telah memberi panggung kepada pihak TPL.
"Selama ini aktivitas TPL gencar merampas dan merusak hutan adat di Tano Batak dan berdampak kepada rusaknya tangkapan air untuk Danau Toba," ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumatra Utara, Binsar Situmorang yang dikonfirmasi medanbisnisdaily.com, belum memberikan tanggapan. Namun saat berita ini dituliskan, sejumlah elemen masyarakat tengah menggelar aksi damai di depan hotel, menolak kegiatan itu, di antaranya Walhi Sumut.