Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebanyak 74 atlet akan bertanding pada Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan XI/2019 cabang olahraga wushu, yang berlangsung 12 sampai 13 September 2019, di Padepokan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI), Jalan Wushu Nomor 3-7, Medan.
Ketua Pengcab Wushu Indonesia (WI) Medan, Darno Hartono, kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (10/9/2019) mengatakan, Porkot kali ini menjadi arena bagi para pewushu Medan untuk bertarung membuktikan diri menjadi yang terbaik. Sebanyak 74 pewushu yang terdiri atas 19 atlet sanda (tarung) dan 55 atlet taulo akan bertarung pada multi event tahunan ini.
Darno Hartono yang didampingi Ketua Padepokan YKWI, Heriyanto, mengatakan, ajang Porkot nantinya dapat menghasilkan atlet-atlet berkualitas yang siap membawa nama harum Kota Medan. Hasil Porkot kali ini, katanya, menjadi cikal bakal saat Sumut dan Aceh menjadi tuan rumah PON 2024.
Dari hasil Porkot inilah pihaknya akan melakukan pembinaan yang intensif, dan nantinya para atlet diharapkan menjadikan kekuatan bagi kontingen Sumut di PON 2024.
Dia menuturkan, peserta tahun ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yang diikuti sebanyak 70 peserta, sedangkan kecamatan yang mengikuti cabor wushu juga meningkat. Tahun sebelumnya diikuti 6 kecamatan, kini menjadi 13 kecamatan yakni Medan Amplas, Medan Area, Medan Barat, Medan Deli, Medan Denai, Medan Helvetia, Medan Johor, Medan Kota, Medan Maimun, Medan Perjuangan, Medan Petisah, Medan Polonia, dan Medan Sunggal.
Darno Hartono juga menyampaikan apresiasinya kepada padepokan YKWI yang telah menyediakan fasilitas kejuaraan beserta perangkat pertandingan lainnya. Ungkapan yang sama disampaikan kepada KONI Medan yang secara rutin menggelar Porkot, sehingga memberikan peluang munculnya atlet-atlet berprestasi.
Sementara itu Ketua Padepokan YKWI, Heriyanto, mengatakan, pihaknya mendukung sepenuhnya penyelenggaraan Porkot Medan 2019. Event ini merupakan ruang bagi bibit-bibit atlet untuk mengasah diri dalam pertandingan resmi.
"Nafasnya pembinaan adalah kompetisi. Karenanya dengan semakin banyaknya event atau kejuaraan, kemungkinan lahirnya atlet-atlet potensial tentu semakin terbuka,” katanya.