Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Kandidat wali kota dan bupati seperti apa yang kita tunggu? Maklum, sudah banyak sosok yang menunjukkan minatnya menjelang Pilkada Seretak 2020 di beberapa kabupaten-kota di Sumatera Utara.
Ada yang dekat dengan Joko Widodo, Presiden RI. Ada yang mengklaim direstui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Juga ada para pejabat, mantan polisi, mantan rektor, politikus, tokoh LSM dan sebagainya.
Berharap seperti The Great Man ala Thomas Carlye pastilah jauh panggang dari api. The Great Man, menurut Carlyle dalam bukunya Heroes and Hero Woreshipers, diibaratkan bagai halilintar yang membelah langit. Bagai percikan api yang memanggang kayu. Bagai kalimat perintah yang mampu mengubah sejarah dalam tempo singkat. Wow, itu manusia setara dewa.
Memang ada tipe aktor istimewa. Tak sehebat The Great Man. Tetapi punya posisi penting di masyarakat. Punya prestasi, dan karya. Track recordnya jelas. Meraih pengakuan sosial pula.
Dia berpotensi lihai berinteraksi dengan DPRD, dunia usaha, parpol dan ormas, LSM, mahasiswa, ulama dan sebagainya. Kepala daerah sebagai jabatan politik memang selalu berurusan dengan publik. Sayangnya, tidak ada sarjana lulusan fakultas kandidat kepala daerah di negeri ini.
Tapi saya kira dia harus mampu melayani masyarakat yang beragam. Mampu memotivasi dan menggerakkan masyarakat mencapai tujuannya. Pelayan sekaligus organisator.
Sebagai pelayan ia antisuap, memudahkan urusan publik.. Organisator berarti mempertemukan kepentingan masyarakat yang plural. Tak pilih kasih. Tak perlu seorang teknokrat, tapi ia pandai memimpin.
Kelak kerjanya hanya duduk-duduk. Pidato. Meninjau ke sana sini. Tapi gagasannya menjadi kata kerja. Dia jadi inspirasi. Jika ada penyimpangan, ia tiup peluit. Tak ditakuti, tapi disegani. Ia juga suka humor, tidak kaku dan demokratis. Ia pun sehat lahir batin.
Saya berharap parpol mau mencari kandidat yang ideal. Mencari tokoh yang berpikir out of the box. Sebutlah, seperti Wali Kota Surabaya, Risma Triharini dan mantan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Para pemimpin parpol di Sumut, jangan cuma menunggu tokoh yang datang mendaftar. Lalu, melakukan survei siapa yang elektabilitasnya tinggi. Jangan-jangan ada figur di luar sana yang lebih layak.
Terjunlah ke lapangan, dan cari figur yang cemerlang. Selain calon independen, hak parpol untuk mengusung calon kepala daerah, jangan sampai kurang greget.