Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan bangsa ini dilahirkan oleh kaum profesional yang berjuang dan mencintai Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang ahli serta memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi.
"Seperti Mohammad Hatta ahli ekonomi lulusan Belanda, demikian pula ahli-ahli hukum yang juga lulusan perguruan tinggi yang hebat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (15/9/2019).
"Kalau bicara profesionalisme, Indonesia lahir dari mereka. Indonesia juga tumbuh dari kalangan profesionalisme tak hanya pada masa lalu. Contohnya, Prof BJ Habibie yang juga seorang profesional dan mencintai Indonesia," imbuhnya.
Hal itu disampaikannya kepada komunitas pengusaha profesional Global Entrepreneur Profesional (GenPro) Sulawesi Selatan saat bekerja sama melakukan sosialisasi pancasila, UUD NKRI 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
Menurut HNW sosialisasi ini dilakukan bukan dengan cara indoktrinisasi tapi secara demokrasi, dengan berbagai metode seperti training of trainers, lomba cerdas cermat, seni budaya, focus group of discussion, legal drafting, bela negara, dan outbound.
Bagi HNW, Sosialisasi yang sekarang dilakukan berlandaskan pada UU No 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Dengan undang-undang itu maka seluruh anggota MPR diberi amanat untuk melakukan sosialisasi.
Menurutnya, sosialisasi ini merupakan tuntutan gerakan reformasi 1998. Salah satunya dilakukan amandemen UUD Tahun 1945. Sehingga penananam pemahaman nilai-nilai kebangsaan ini penting dilakukan untuk membangunkan kesadaran terhadap nilai kebangsaan.
"Juga untuk mengantisipasi tantangan global," ucapnya.
Dia mengingatkan bagaimana Uni Soviet sebagai negara adidaya pada masanya bisa pecah. Terpecahnya negara yang disegani oleh Amerika Serikat itu menurutnya,, karena adanya kebijakan Glasnot dan Perestroika.
"Mereka hancur bukan karena tembakan namun karena kebijakan seperti itu," ungkapnya.
Sementara Indonesia luasnya lebih kecil dibanding Uni Soviet. Namun, lebih banyak memiliki suku serta sebagai negara kepulauan yang terpisah-pisah wilayahnya sehingga potensi perpecahan itu ada. Untuk itu dirinya mengajak kepada semua melaksanakan nilai-nilai Pancasila.
"Jangan sampai kita melaksanakan Pancasila karena kepentingan politik sehingga kemudian menuduh kelompok lain dengan stigma yang tak relevan. Pancasila, ditegaskan untuk menjadi rujukan sebagai tonggak untuk menghadirkan Indonesia sebagaimana mestinya," jelasnya.
Di hadapan generasi yang fokus pada dunia wirausaha dan kreatifitas ini, dirinya mengajak untuk meningkatkan profesionalisme guna menjaga bangsa ini. "Ke depan Indonesia juga bisa dijaga kaum profesional yang cinta Indonesia", harapnya.
Sementara itu, Ketua GenPro Sulawesi Selatan, Rusdi Hidayat mengatakan bangsa ini sebenarnya memiliki sumber daya alam yang besar. Namun sayang hal demikian belum dikelola secara maksimal oleh bangsa sendiri.
"Untuk itu perlu kita tingkatkan sumber daya manusianya. GenPro ingin menjadikan empat pilar ini sebagai pijakan mereka dalam kehidupan," tandasnya. dtc