Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbinisdaily.com - Jakarta - Polisi menduga massa aksi demo yang rusuh di Wamena, Papua memanfaatkan momentum Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Berlangsung di New York, Amerika Serikat, berikut gambaran keberjalanan Sidang Majelis Umum PBB tersebut.
Rangkaian Sidang Majelis Umum ke-74 PBB (United Nations General Assembly-UNGA) sebenarnya sudah simulai sejak 17 September 2019 yang lalu. Hari ini, Senin (23/9), adalah hari pertama High Level Week di mana pemimpin berbagai negara berkumpul di Markas PBB di New York.
Para pemimpin negara akan menyampaikan pernyataannya masing-masing dalam General Debate yang dimulai pada Selasa (24/9). Pernyataan tiap pemimpin negara disampaikan bergantian hingga Jumat (27/9).
Selama High Level Week pula, para pemimpin negara menghadiri aneka pertemuan bilateral dan beberapa pertemuan terkait tema Sidang Majelis Umum PBB.
Berikut gambaran singkat agenda Sidang Umum PBB
17 September: Rangkaian Sidang Majelis Umum PBB dimulai
23 September: Climate Action Summit dan High-Level Meeting on Universal Health Coverage
24-30 September: General Debate
24-25 September: SDG Summit
26 September: High Level Dialogue on Financing For Development
27 September: High Level Midterm Review of The Samoa Pathway
Delegasi Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB sendiri dipimpin oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Sejumlah menteri Kabinet Kerja juga hadir.
Sebelumnya diberitakan, kerusuhan terjadi di Wamena hingga sejumlah bangunan dibakar massa. Polisi menyebut para mahasiswa yang berdemo di sana memanfaatkan momentum Sidang Majelis Umum PBB.
"Karena hari ini ada Sidang Umum PBB hari pertama, kami dari Polri tidak ingin hal ini jadi negatif buat kami, sehingga kami berusaha untuk bernegosiasi untuk pulangkan mereka," kata Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja seperti dilansir Antara, Senin (23/9/2019).
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Dia menduga ada provokasi asing di ricuh Wamena yang dipicu lewat hoax rasis. Moeldoko mengatakan upaya tersebut memiliki motif agar kerusuhan di Papua dibawa ke sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Ya harapannya. Kita kan dipancing melakukan pelanggaran HAM berat sehingga nanti di PBB agenda itu bisa dimasukkan. Kita tahu agendanya ke mana," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019). dtc