Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dasar intel, pasti banyak orang kerap terkecoh, percaya tak percaya, seseorang itu Intel atau tidak. Mereka sebenarnya bagian dari petugas polisi yang kerjanya menciptakan keamanan dan kenyamanan warga. Tapi kadang susah mengidentifikasi bahwa mereka memang polisi.
Intel yang salah tangkap dan memukuli anggota DPRD Sumatera Utara, Pintor Sitorus (dari Fraksi Partai Gerindra), saat berlangsungnya demonstrasi ribuan mahasiswa, Selasa (24/9/2019), juga demikian. Tidak ketahuan kalau dia seorang intel.
Saat menangkap dan memukuli Pintor, si intel mengenakan sweater berwarna hitam dengan kombinasi merah. Perawakannya tak begitu besar, rambut ikal. Rada gondrong. Ditaksir tingginya cuma 165 cm.
Pintar atau cerdas, intel memang harus begitu. Intel yang salah tangkap dan memukuli Pintor pun demikian. Kalau tidak dicegah Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Sumut, Gusmiyadi, dia akan terus memukuli tangkapannya itu. Tanpa harus merasa bersalah.
Berkat upaya Satpam (sekuriti) dewan yang berusaha melerai, "aksi brutal" si intel terhenti. Sadar telah melakukan kesalahan, dia mengalihkan pukulannya ke sekuriti bernama Jauhari. Maksudnya agar dia tidak disalahkan karena perlakuannya kepada Pintor. Seakan-akan Jauhari-lah yang memukuli anggota dewan, bukan dia.
Jauhari dihajar hingga terhuyung-huyung keluar dari lobby gedung dewan. Sekuriti dan ASN yang menyaksikan pemukulan sadar kalau temannya sesama sekuriti tersebut bukan pelaku sebenarnya. Balik, mereka mengejar-ngejar si intel. Berusaha menangkapnya. Akal bulusnya ketahuan.
"Tangkap..., tangkap... anggota dewan kok dipukuli," teriak anggota Fraksi Gerindra lainnya, Benny Harianto Sihotang, berusaha membela rekannya.
Benny sempat berusaha memburu intel itu hingga ke bagian belakang gedung dewan. Yakni di sekitar gedung sekretariat dewan. Si intel "penganiaya" Pintor tak terkejar. Dia berusaha melarikan diri dari sela-sela mobil yang terparkir. Begitu bukti kecerdasannya.
Selanjutnya belum diketahui tindak lanjut pengusutan penangkapan dan pemukulan oleh intel itu kepada Pintor. Kapolresta Medan, Kombes Dadang Hartanto, pukul 18.16 WIB sempat terlihat memasuki gedung dewan. Tidak jelas apakah kedatangannya itu merupakan upaya penyelesaian atas tindakan anak buahnya yang salah tangkap.