Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. DPD Partai Gerindra Provinsi Sumut belum menentukan sikap terkait pemukulan anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumut, Pintor Sitorus oleh personel polisi saat berlangsungnya demo ribuan mahasiswa yang berujung bentrokan di depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan pada Selasa (24/9/2019). Pasalnya, partai masih menunggu keterangan fraksi atas peristiwa tersebut.
"Kami minta fraksi menjelaskan kejadian itu ke partai, agar jelas dan terang benderang," ujar Sekretaris DPD Gerindra Sumut, Robert L Tobing, di Medan, Rabu (25/9/2019).
Ia pun menyayangkan pemukulan tersebut. Partai akan menanyakan penyebab Pintor Sitorus dianiaya kepada fraksi.
Anggota DPRD Sumut, Pintor Sitorus, menceritakan bagaimana kronologis dirinya bisa sampai dipukul oleh personel intel kepolisian.
Pada saat unjuk rasa mahasiswa berlangsung, ia bersama rekannya sesama anggota dewan turun ke lokasi untuk meredam serta mendengar aspirasi para mahasiswa.
"Kami melihat aksi tersebut merupakan kegiatan penyampaian aspirasi kepada kami para anggota dewan dan juga DPRD sebagai sebuah lembaga legislatif," katanya.
Pintor mengatakan, saat itu situasi sedang tidak menentu. Ia menyayangkan aksi anarkis yang dilakukan sebagian mahasiswa dan juga kekerasan oleh oknum aparat.
"Saya kira pihak keamanan memiliki SOP dalam hal pengamanan. Namun adanya kekerasan yang dilakukan oleh oknum, saya rasa tidak perlu dan tidak pantas," katanya.
Harusnya, kata Pintor, agar keamanan dapat terjaga tidak perlu ada tindakan kekerasan. "Saya juga melakukan kritik kepada sebagian mahasiswa yang melakukan aksi pengrusakan," jelasnya.
Pintor menjelaskan, pemukulan terhadap dirinya oleh oknum kepolisian diserahkan sepenuhnya kepada fraksi dan partai. "Saya sudah berobat akibat aksi kekerasan kemarin," tambahnya.
Menurut Pintor, Fraksi Partai Gerindra sudah meminta pandangan dari para anggotanya terkait insiden itu. "Kita serahkan sepenuhnya kepada partai untuk melakukan langkah selanjutnya," jelasnya.
Pintor membenarkan bahwa dirinya berada di lokasi saat kericuhan antara mahasiswa dan kepolisian. Ia mengaku memegang handphone saat insiden pengamanan mahasiswa terjadi.
"Namun saya tidak merekam, setelah diperiksa handphone itu juga tidak ada rekaman. Suasana kemarin itu begitu gaduh," tambahnya.
Tak hanya itu, Pintor menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat terkait insiden itu. "Biar masyarakat yang memberikan penilaian atas kejadian itu," tambahnya.