Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily-Medan. Polda Sumut masih memeriksa intensif Bripda FPS, oknum Polri yang diduga melakukan penganiayaan dan penghinaan kepada anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumut, Pintor Sitorus dalam demo ribuan mahasiswa yang berunjung bentrok di depan Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Selasa (24/9/2019). Sejauh ini, sudah 15 personel kepolisian yang diperiksa, bahkan 5 di antaranya sudah berurusan dengan Propam.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (26/9/2019) pagi mengatakan, soal Bripda FDS sampai saat ini sudah dalam penanganan Bidang Propam. Namun kata Tatan, aksi di luar prosedur yang dilakukan Bripda FPS itu terjadi karena anggota dewan tersebut melakukan perekaman.
"Jadi awalnya anggota tersebut mengingatkan untuk tidak merekam, namun anggota dewan itu terus merekam saat terjadinya pengamanan," beber Tatan.
Dilanjutkan Tatan, karena sudah diperingatkan namun tetap merekam, maka terjadi selisih paham di antara Bripda FPS dengan Pintor Sitorus. "Ya itu tadi terjadi bantahan-bantahan, sehingga terjadi lah hal seperti itu (penghinaan dan penganiayaan)," jelasnya.
Saat disinggung apakah Bripda FPS yang mengenakan kaos hitam seperti di rekaman video, Tatan mengaku tidak tahu dan tidak mengenalnya. "Oh gak tau aku, soalnya kan bukan anggota ku," jawab Tatan.
Sementara, berdasarkan laporan yang ia terima sampai saat ini sudah 15 oknum dari 12 oknum sebelumnya yang sudah diperiksa terkait dugaan penganiayaan dalam pengamanan unjuk rasa tersebut.
"Jadi tindakan di luar prosedur itu ada 5 anggota yang sudah diperiksa dan ditindak Propam," tegas juru bicara Kapoldasu ini.
Menurut Tatan, pihaknya terus menggali dan melakukan pengembangan untuk mencari bukti anggota lainnya yang melakukan tindakan di luar prosedur tadi. "Masih terus kita dalami dan kembangkan," pungkasnya.
Sebelumnya sempat beredar di sosial media video pemukulan pihak kepolisian kepada mahasiswa di Gedung DPRD Sumut. Dalam video tersebut terlihat jelas mahasiswa yang sudah tidak berdaya tetap terus dipukuli oleh sejumlah oknum Polri yang bertugas melakukan pengamanan dalam unjuk rasa tersebut.