Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Uskup Agung Keuskupan Agung Medan (KAM), Mgr Kornelius Sipayung OFMCap menyoroti perilaku manusia yang sekarang ini sudah begitu individualis. Manusia cenderung menganggap sesamanya tidak penting. Karena itu, Uskup mengingatkan sejumlah pimpinan di Yayasan Lembaga Pendidikan Katolik agar menjadikan pendidikan sebagai sarana menguatkan persaudaraan dan kebersamaan.
Imbauan itu disampaikan Uskup saat memberi arahan di acara pertemuan Uskup dengan pengurus Yayasan Lembaga Pendidikan Katolik yang ada di KAM, di Catholik Centre, Jalan Mataram, Medan, Kamis (3/10/2019).
Demikian keterangan tertulis Komisi Pendidikan (Komdik) KAM yang diterima medanbisnisdaily.com, Jumat pagi (4/10/2019)
"Manusia itu bukan sebuah pulau. Manusia punya ketergantungan dengan sesamanya. Saya juga punya ketergantungan dengan kalian," kata Uskup.
Uskup menjelaskan, arah pastoral bidang pendidikan di KAM. Dijelaskannya, bidang pendidikan sejak awal gereja menjadi primadona untuk evangelisasi, di samping dua bidang lain, yaitu kesehatan dan sosial ekonomi. Hal itu dalam upaya menjamin warga gereja yang berkepribadian kuat dan bertanggung jawab membangun kehidupan yang harmoni di tengah masyarakat universal.
Ketua Komdik KAM, P Daniel Erwin Manullang OFMCap, mengatakan, Komdik sebagai salah satu perangkat yang strategis dan karenanya menetapkan tenaga imam untuk bertugas secara penuh waktu melayani bidang pendidikan.
"Semua itu demi menjamin terjaganya moralitas kekatolikan sekolah yang ada di Keuskupan Agung Medan," kata Daniel.
Pertemuan ini, sambung Daniel, sekaligus mensosialisasikan program-program Komdik tahun 2020 sebagai top prioritas pastoral KAM, sehingga para pengurus yayasan mengetahui dan bersinergi untuk pelaksanaannya ke depan.
Program dimaksud berupa peningkatan etos kerja dan karakter pendidik dan tenaga kependidikan. Penguatan semangat menabung peserta didik (pengurus OSIS), penguatan pelayanan satuan pengamanan sekolah. Begitu juga sosialisasi deklarasi abu dhabi dan pembinaan peserta didik dan guru agama Katolik sekolah non-Katolik, ditambah program kemitraan dengan pihak-pihak eksternal yang mendukung peningkatan kualitas sekolah.
"Secara lebih mendalam salah satu program yang bersifat khusus, yaitu program penerbitan aplikasi Pendidikan Katolik (Pikat) Komdik KAM," kata Daniel.
Salah seorang tim pembuat aplikasi Pikat Komdik, Leonard Tarigan, memaparkan, aplikasi Pikat menyediakan informasi antara sekolah dengan orang tua peserta didik dan membina komunikasi dan kerja sama sinergi di antara kedua pihak.
Aplikasi Pikat akan diberi nama sesuai dengan nama yayasan. Antara lain, Yayasan Don Bosco, Yayasan Setia, Yayasan Santo Yoseph, Yayasan Seri Amal, Yayasan Santo Laurensius, Yayasan Putri Hati Kudus, Yayasan Seminari Lourdes.