Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tortor Sombah asal Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara mendapat penghargaan dari Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Penghargaan itu berupa ditetapkannya Tortor Sombah sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia.
Pemberian penghargaan berlangsung di sela Pekan Kebudayaan Nasional di Jakarta, 7-13 Oktober. Penghargaan diberikan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, didampingi Menteri Penddidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendi kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Utara, Sabrina.
Demikian keterangan tertulis yang diterima medanbisnisdaily.com dari Dewan Kesenian Sumatra Utara (DKSU), Kamis (10/10/2019) yang ikut mendampingi Sabrina menerima penghargaan itu.
Ada 267 tarian dari seluruh Indonesia dan salah satunya Totor Sombah yang tercatat dan ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia. Pemberian penghargaan ini melalui proses sidang pada tanggal 13 s/d 16 Agustus 2019 di Jakarta. Salah satu tim ahlinya dari Sumatera Utara Muhammad Takari yang merupakan dosen tetap budaya di USU.
"Proses penilainya cukup alot untuk menentukan mana yang patut di tetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia", ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid.
Tortor Sombah ini adalah merupakan tarian Simalungun yang paling sakral di wilayah Simalungun. Sebab fungsinya sebagai tari upacara buat menyambut para tamu raja pada dahulu kala. Dan rangkaian tarian ini berpasangan antara seorang laki dan wanita.
Pada mulanya, tarian Tortor Sombah ini, tidak memiliki gerakan yang tetap. Hanya memiliki gerakan Sombah. Dan motif gerakannya, sama dengan fungsinya sendiri, dimana sang penari saat tamu datang penari, menari dengan melakukan gerakan Sombah.
Selanjutnya, perlahan-lahan turun sambil membersihkan diri. Kemudian dengan melakukan gerakan membersihkan lingkungan sambil menunggu tamu menerima bentuk penghormatan, dengan cara manogu atau mempersilahkan tamu melanjutkan perjalanan.
Adapun iringan musiknya Tortor Sombah seyogianya menggunakan gual parahot-parahot atau gual rambing-rambing dan menggunakan alat musik Gonrang Sipitu-Pitu, Ogung, Mingmong, Sarunei dan Sitalasayak.
Sementara itu, Sabrina mengaku bangga dengan di tetapkan Tortor Sombah sebagai warisan budaya takbenda Indonesia.
Didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatra Utara (Disbudparsu) Ria Novida Telaumbanua ; Ketua Dewan Kesenian Sumut Baharuddin Saputra ; Kabid Seni Budaya Disbudparsu Risma ; Kepala Upt Taman Budaya Sumut Deni Elpriansah, Sabrina
bertekad untuk mengusulkan lebih banyak lagi sejumlah cabang seni budaya di kabupaten/ kota untuk dapat di tetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia.
"Saya minta Disbudpar Sumut bersinergi dengan DKSU dan steakholder lainnya untuk fokus dan didukung anggaran penuh, melakukan gebrakan yang berdaya guna dan unggul. Bekerja dengan baik dan tunjukkan bahwa kita bisa," ujar Sabrina.
Acara Pekan Kebudayaan Nasional digabung dengan Temu Karya Taman Budaya Se Indonesia. Dalam acara itu delegasi Sumut menampilkan pementasan monolog "Sepatu Aira" karya Bunda Djibril Djuhra.