Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Penurunan permintaan karet dari buyer asal Cina, Amerika Serikat (AS) dan Jepang yang merupakan negara pembeli karet terbesar dari Sumatra Utara (Sumut), membuat volume ekspor karet terus melorot. Pada September 2019, berdasarkan data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, volume ekspor karet Sumut per September 2019 tinggal 308.487 ton. Padahal pada September 2018 masih bisa mencapai 346.610 ton.
"Jadi ada penurunan hingga 38.123 ton. Ini jumlah yang sangat besar. Tapi pelemahan ekonomi dunia memang sangat mempengaruhi permintaaan produk-produk turunan karet. Itu yang membuat pembeliannya di pasar internasional ikut melorot," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, Selasa (15/10/2019).
Menurut Edy, penurunan permintaan juga dampak masih banyaknya stok karet di tangan pedagang. Dengan menurunnya ekspor hingga September, maka diyakini total ekspor karet Sumut sepanjang tahun 2019 lebih rendah dari 2018. Pada 2018, volume ekspor karet Sumut masih bisa 456.536 ton.
"Memang penurunan volume ekspor karet Sumut memang sudah terjadi sejak 2018. Pada 2017, volume ekspor karet Sumut sudah mencapai 512.725 ton atau lebih tinggi dari angka di 2018 yang sebesar 456.536 ton. Tapi volume tersebut terus merosot dua tahun belakangan," kata Edy.
Sementara itu, harga jual ekspor karet masih berfluktuasi. Kini harganya berkisar US$ 1, 3/kg.