Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bonatua. Kepala Desa Lumban Lobu, Kecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Torang Sitorus, menyselamatkan dana desa (DD) sebanyak Rp 16 juta dari Rp 200 juta modal Badan Usaha(Bumdes) yang dikelola untuk usaha bengkel dan peternakan babi yang kini bangkrut.
"Waktu itu dana desa kami sepakati untuk usaha di Bumdes Rp 200 juta. Entah apa yang terjadi usaha makin hari makin merugi terakhir tinggal Rp 16 juta, "ujar Kades Lumban Lobu, Torang Sitorus, Selasa (5/11/2019), di Lumban Lobu, Kecamatan Bonatua Lunasi.
Kades mengatakan, adapun uang yang diselamatkan adalah dari hasil lelang ternak yang tinggal beberapa ekor karena sangat dikhawatirkan malah habis begitu saja.
"Pelelangan yang kami buat adalah atas hasil musyawarah bersama BPD. Saat itu semua setuju agar uang sebanyak Rp 200 juta tidak hilang sama sekali, "sebutnya.
Kata Kades, pengelolaan Bumdes yang saat ini sudah tutup atau bangkrut dulunya dipimpin oleh Dolok Tonggo Tua Sitorus dan sering diingatkan supaya membuat laporan tetapi tak pernah ada.
"Sebagai kepala desa dan perangkat lainnya tidak mau disalahkan dalam hal ini secepatnya kami datangi kantor PMD dan Inspektorat untuk konsultasi sekaligus minta petunjuk, " ucapnya menyebut sejak disampaikan kepada Inspektorat belum pernah turun untuk audit.
Menurut Torang Sitorus, menunggu adanya kepastian dari pimpinannya baik PMD maupun Inspektorat seperti apa nantinya masalah tersebut pihaknya bersama BPD dan perangkat desa DD TA 2019-2020 fokus dipergunakan untuk bangunan fisik.
"Kami tidak mau bermasalah kedua kalinya, cukup permasalahan ini sebagai pelajaran. Untuk Bumdes kemungkinan sampai belum tuntas tidak akan berlanjut," katanya.
Senada disampaikan Ketua BPD, Abner Sitoru. Kata dia, bangkrutnya Bumdes yang mengelola usaha bengkel dan peternakan babi adalah di luar dugaanya. Karena di awal pembicaraan dalam rapat akan mampu menghasilkan pendapatan asli desa (PAD), ternyata sebaliknya, bangkrut.
"Meski keputusan pahit yang pasti upaya kami melelang sisa ternak senilai Rp 16 juta adalah bentuk penyelamatan,"ucapnya.