Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Ratusan kapal ikan yang menggunakan lampu sorot (phiser) puluhan ribu watt untuk mendapatkan cumi-cumi beroperasi di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan. Keberadaan kapal phiser yang menggunakan puluhan ribu watt tersebut ditentang oleh nelayan tradisional yang mengandalkan alat pancing untuk mendapatkan cumi.
"Ada sekitar 300 uniit pakal phisera yang beroperasi di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, rata-rata kapal tersebut menggunakan ribuan watt untuk menerangi laut ketika menangkap cumi," ujar Ahmad Jafar kepada medanbisnisfaily.com, Jumat (8/11/2019.
Dalam operasinya, Jafar menyebutkan, phiser (lampu) yang dipakai bekekuatan puluhaman ribu watt digunakan untuk menyorot dasar laut, sehingga cumi-cumi berkumpul. "Ada belasan unit phiser berkekuatan puluhan ribu watt yang dipakai. Jika terlihat cumi-cumi banyak, maka awak kapal menurunkan pukat untuk menangkap cumi dan bukan ditangkap melalui pancing," ujar aktivis komunitas nelayan tersebut.
Pemerintah melalui Permen KP 71 Tahun 2016 diatur besarnya daya listrik mesin genset kapal ikan phiser yang boleh digunakan. Untuk kapal ikan phiser yang beroperasi di zona II (khususnya bagi kapal ikan phiser di Gabion Belawan zona II) ditentukan besar daya lampu yang digunakan 8 ribu what, sedangkan yang beroperasi di zona III sebesar 16 ribu what.
"Di Gabion Belawan, usaha kapal ikan phiser tersebut berkembang pesat, namun jumlah lampu phiser yang digunakan tiap lampu phiser 800-1000 watt. Aktivitas kapal ikan phiser di tengah laut seakan berobah malam menjadi siang hari, cahaya terang yang ditimbulakan lampu tersebut mampu menembus dasar laut. Akibatnya habitat laut mulai dari ikan kecil, sedang, dan besar serta segala jenis ikan muncul ke permukaan laut. Selanjutnya ikan-ikan tersebut ditangkap dengan menggunakan pukat," terangnya.
Nelayan kecil yang menggunakan pancing untuk menangkap cumi tak lagi dapat menjalankan usahanya, masalahnya tak ada lagi hasil tangkapan. Meskipun aksi unjukrasa digelar nelayan kecil sebagai bentuk protes keras terhadap beroperasinya kapal ikan phiser, namun tidak menyurutkan nyali pengusaha kapal ikan phiser yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan.
Sementara pihak pengawasan penertiban kapal ikan phiser di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, seperti Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) dan Perum Prasarana Samudera Belawan (PPSB) tidak melihat perkembangan pesat kapal ikan phiser, sehingga protes terus berlanjut disampaikan nelayan kecil.