Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Inisiatif Bupati Tapanuli Utara (Taput), Nikson Nababan mendirikan perguruan tinggi negeri (PTN) di Tapanuli adalah jawaban mengejar peningkatan sumber daya manusia berkualitas di Tapanuli. Sejak periode pertamanya sebagai Bupati Taput (2014-2019) dan hingga kini periode kedua (2019-2024), Nikson sudah berulangkali mengungkapkan perlunya PTN di Tapanuli, namun usulan tersebut masih belum menuai hasil.
Cita-cita mendirikan PTN di Tapanuli tersebut sesuai dengan visi-misi pemerintahan Nikson Nababan, yakni Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan dan sumber daya berkualitas serta daerah tujuan wisata. Oleh karena itu pendirian PTN merupakan salah satu solusinya.
Seiring dengan ditetapkannya Kawasan Danau Toba (KDT) sebagai destinasi superprioritas berkelas internasional, dan Geopark Kaldera Toba yang statusnya menjadi UNESCO Global Geopark 2020, PTN di Tapanuli, memang menjadi infrastruktur mendasar saat ini. Mengingat KDT ini adalah sebuah wilayah yang dikelilingi 7 kabupaten, yakni Taput, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Dairi, Karo, dan Simalungun. Empat kabupaten di antaranya merupakan hasil pemekaran dari kabupaten induk Taput, antara lain Dairi, Tobasa, Samosir dan Humbahas.
Pada era 1980-an, Tapanuli (baca: Tanah Batak) ini pernah dijuluki daerah peta kemiskinan di Sumatera Utara. Hal ini berdasarkan laporan dari koran sore Harian Umum Sinar Harapan, 1982. Laporan tersebut fenomenal menggambarkan Keresidenan Tapanuli yang sangat kurang pembangunannya sejak Indonesia merdeka. Berbeda jauh dengan Keresidenan Sumatera Timur yang jauh lebih maju. Provinsi Sumut, itu merupakan hasil penggabungan dari Keresidenan Tapanuli dan Sumatera Timur.
Hanya karena kegigihan para orang tua Batak sehingga dapat menyekolahkan anak-anaknya jauh ke kota-kota besar, seperti Medan, Jakarta, Bandung, meskipun mayoritasnya penduduknya adalah bertani. Kegandrungan orang Batak untuk sekolah setinggi-tingginya merupakan filosofi hidup yang telah terpatri dalam benak masyarakat Batak, bahwa menyekolahkan anak ke jenjang tertinggi semampunya adalah keinginan setiap orang tua.
Saat ini Tapanuli sudah tidak lagi disebut sebagai peta kemiskinan. Oleh banyak kalangan diaspora Tapanuli, ingin membalikkan sebutan tersebut menjadikan Tanah Batak atau KDT sebagai kota berkat di atas bukit yang penduduknya sejahtera dengan alam dan danaunya lestari. Karenanya, keinginan tersebut harus ditopang oleh SDM masyarakat yang terus bertransformasi.
Kembali ke perwujudan PTN. Ketika Presiden Joko Widodo pada kunjungannya ke Taput pada 29-30 Juli 2019, sesungguhnya juga mengakui hadirnya PTN di Tapanuli sangat efektif mendongkrak kunjungan wisata ke daerah ini. Oleh karena itu, perwujudan usulan tersebut kini dinanti-nantikan segenap warga Tanah Batak dan para diasporanya.
Bupati Taput mengatakan sangat berharap menjadi perhatian dan prioritas Bapak Presiden. Pembangunan infrastruktur memenuhi standar nasional dan internasional di KDT saat ini, mulai dari jalan tol, jembatan, dermaga, kapal hingga bandara sudah berlangsung. Namun, hendaknya juga diikuti dengan persiapan SDM yang unggul dan berkualitas, dengan cara mendirikan PTN berupa universitas. Hal ini sejalan dengan tema besar pembangunan pemerintahan Presiden Jokowi- Ma'aruf Amin (2019-2024), “SDM Unggul, Indonesia Maju”.
Usulan Bupati Taput tersebut kini sudah juga mendapat dukungan dari 3 bupati KDT lainnya, yakni Kabupaten Tobasa, Humbahas dan Samosir (https://nasional.kontan.co.id, 08/09/2019). Akan tetapi ke-4 bupati tersebut mengusulkan perubahan status Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung menjadi universitas negeri umum. Hal ini karena membangun universitas baru membutuhkan biaya besar.
Sebelum itu, telah dilakukan pertemuan antara Pemkab Taput dengan pihak rektorat IAKN, yang menghasilkan 2 draf usulan yang disepakati diajukan ke pemerintah pusat. Draf usulan tersebut terdiri dari draf utama pendirian Universitas Kristen Negeri (UKN) Tapanuli Raya dengan persentasi 60 berbanding 40 untuk prodi teologis dan umum, (Antara, 11/06/2019). Sedangkan draf kedua pendirian universitas negeri secara umum.
IAKN Tarutung saat ini memiliki 4 fakultas, yakni Ilmu Pendidikan, Teologi, Ilmu Sosial dan Humaniora, dan Program Pascasarjana. IAKN Tarutung merupakan perguruan tinggi Kristen satu-satunya di Indonesia bagian barat. Keberadaannya terkait erat dengan Taput sebagai situs sejarah penyebaran Kristen di Sumatera. Dengan menjadi universitas, nantinya diharapkan dapat membuka fakultas umum, seperti pertanian, hukum, teknik, ekonomi pariwisata dan budaya, dan lainnya sesuai kebutuhan.
Pada perkembangannya, diketahui, belum ada kata sepakat dari Kementerian Agama yang menaungi IAKN Tarutung dengan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi yang telah digabung saat ini menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Adapun pihak sivitas akademika IAKN membuat pernyataan kurang sepakat jika nantinya IAKN Tarutung menjadi universitas negeri umum, karena dapat menghilangkan nilai historisnya. Pihak IAKN hanya setuju transformasi IAKN Tarutung menjadi UKN, atas pertimbangan historis IAKN itu sendiri. Tentunya warga Tapanuli berharap perbedaan ini dapat diselesaikan dengan arif, dan musyawarah mufakat, agar pendirian universitas negeri dimaksud segera terwujud.
Sebagai komparasi, sebagaimana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara dialih statuskan menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Tahun 2014, IAKN barangkali lebih tepatnya dijadikan menjadi Universitas Kristen Negeri Tapanuli, agar historisnya tetap terjaga. Tentunya harus mendapat persetujuan Presiden RI melalui peraturan presiden (Perpres). Dan itulah yang dinantikan-nantikan dari Presiden Jokowi.
===
*Penulis adalah warga Taput, dan Pengurus Ikatan Alumni Pelajar Sumut-Taiwan.
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya . Tulisan hendaknya orisinal, belum pernah dimuat dan tidak akan dimuat di media lain, disertai dengan identitas atau biodata diri singkat (dalam satu-dua kalimat untuk dicantumkan ketika tulisan tersebut dimuat). Panjang tulisan 4.000-5.000 karakter. Kirimkan tulisan dan foto (minimal 700 px) Anda ke [email protected].