Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Jika pada 2 minggu yang lalu, jumlah babi yang mati di Sumatra Utara karena serangan virus hog kolera sebanyak 5.075 ekor, maka saat ini sudah 5.800 ekor. Populasi ternak babi di Sumut mencapai 1,2 juta ekor.
Virus hog kolera melanda 11 kabupaten/kota di Sumut, yakni Pematang Siantar, Simalungun, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Dairi, Karo, Humbang Hasundutan, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Deli Serdang, dan Medan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, mengatakan jumlah 5.800 ekor babi mati tersebut sebenarnya menunjukkan pertambahan yang melambat.
"Sebab sudah ada penanganan pencegahan," ujar Azhar Harahap, di sela persiapan penguburan bangkai babi yang diangkat dari sungai Badera dan Danau Siombak, di kawasan Danau Siombak, Kelurahan Paya Pasir, Medan Marelan, Senin (11/11/2019) siang.
Sebelumnya babi itu mati karena terserang virus hog kolera. Oknum tak bertanggung jawab membuang sedikitnya ratusan ekor babi yang mati karena virus itu ke sungai Badera hingga terdampak ke Danau Siombak.
Lebih lanjut Azhar mengatakan kalau tidak ada aksi pencegahan peredaran virus hog kolera itu, mungkin harusnya sudah mencapai puluhan ribu ekor babi mati. "Itu (5.800) ekor udah mending itu, kalau nggak ada pencegahan wah sudah puluhan ribulah mati," sebutnya.
Karenanya, ujar Azhar lebih lanjut, Pemprov Sumut dan Pemkab/Pemko fokus untuk aksi pencegahan. "Dan Pemprov Sumut sudah bentuk tim Unit Reaksi Cepat menangani virus hog kolera ini," ujarnya.
Kemudian sudah dibentuk posko di provinsi, kabupaten/kota dan bahkan kecamatan. Kemudian memperketat perpindahan ternak babi antar satu desa ke desa lainnya maupun antar kecamatan dan kabupaten/kota.
Disebutkan juga aksi pencegahan lainnya dengan melakukan pembersihan kandang babi melalui penyemprotan disinfektan, pelarangan pemotongan babi yang terkena virus hog kolera di sembarang tempat maupun pelarangan membuangnya ke sungai.
Selain itu, juga dilakukan penyuntikan vaksin bagi puluhan ribu ternak babi yang belum terkena virus hog kolera di Sumut. "Dan sudah diinstruksikan agar masing-masing kabupaten/kota yang terkena maupun yang belum terkena virus ini agar melakukan pencegahan secara intensif," jelas Azhar.
Ditambahkannya bahwa sebelumnya Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengingatkan agar warga tidak membuang bangkai babi yang mati karena serangan virus hog kolera ke sungai. Selain bisa mengakibatkan munculnya penyakit dan memperluas peredaran virus hog kolera babi, juga karena tindakan itu adalah pidana karena dilarang berdasarkan Pasal 69 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
"Kita imbau warga jangan membuang bangkai babi sembarang tempat .Terlebih ke sungai. Maka, nanti saya akan keluarkan surat imbauan kepada seluruh masyarakat, supaya bisa memahami atau aturan ini tidak membuang sampah atau bangkai babi yang bisa menyebarkan virus hog kolera," ucap Gubsu kala itu.
Untuk mengantisipasi ini, Pemprov Sumut sudah menerima bantuan vaksin dan tenaga ahli untuk menangani penyebaran kolera babi dari pemerintah pusat. "Kita harapkan virus ini bisa diatasi secepatnya," tambah Azhar.