Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Siapa yang tak kenal makanan rendang? Pasti tak satupun orang Indonesia yang tidak akrab dengan penganan khas Sumatra Barat (Minang) tersebut. Terbuat dari daging sapi atau lembu yang dicampur dengan racikan bumbu berbagai rempah-rempah.
Tapi apakah setiap orang (ibu) bisa dan paham memasak rendang dengan benar dan baik? Sehingga siap disajikan menjadi penganan yang "enak bana" (Bahasa Minang, sangat enak) untuk dinikmati di meja makan. Belum tentu, atau sangat sedikit yang benar-benar memahami.
Cara memasak rendang dengan tepat itu yang disampaikan pada lomba memasak rendang yang digelar di pendopo Lapangan Merdeka Medan, Minggu (17/11/2019). Diselenggarakan dalam rangka "Sumbar Expo", hajatan pameran yang menampilkan produk-produk kerajinan tangan dari 19 kabupaten/kota di tanah Minang. Juga memperlihatkan aneka pembangunan wilayah disana.
Sumbar Expo dilaksanakan sejak Kamis (14/11/2019), dibuka secara resmi oleh Gubernur Subatra Barat, Irwan Prayitno. Ditutup oleh Wakil Gubernur sore ini.
Perlombaan memasak rendang diikuti sebelas peserta. Seorang dari mereka pria. Beberapa peserta perempuan memasak dengan mengenakan "tanduk" (topi atau penutup kepala sesuai budaya Minang).
Diawasi tiga orang juri, lomba memasak rendang dipandu pembawa acara,
Bandaro Labiah. Katanya, dari cara mengaduk masakan bisa diketahui apakah seseorang sudah benar metodenya. Begitu pula dengan besar api di tungku.
Ditegaskan Bandaro, salah kaprah bila menganggap makanan rendang kaya kolesterol. Keliru. Kuncinya, rendang harus dimasak dalam waktu setidaknya enam jam. Atau enam sampai tujuh jam. Dengan demikian rendang akan "steril" dari kolesterol.
Rendang, kendati dimasak dengan santan kelapa, dijamin tidak akan basi dalam waktu berbulan-bulan. Syaratnya, dimasak dengan benar.
"Itulah kenapa rendang yang dulu dibawa dari Teluk Bayur menuju Mekkah, saat naik haji, tidak basi hingga empat bulan," tegas Bandaro.