Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menyurati Presiden RI, agar sistem pendistribusian LPG 3 kg di Taput dilakukan dengan sistem tertutup agar tepat sasaran dan tepat harga. Tujuannya agar sistem pendistribusian LPG 3 kg dapat terkendali, baik dari segi ketersediaan maupun harga.
Hal itu disampaikan Kabag Perekonomian Setdakab Taput, Fajar Gultom, menyikapi kelangkaan LPG 3 kg di beberapa kecamatan, serta harga yang merangkak naik di kisaran Rp 28.000 s/d Rp 30.000 jelang Natal dan Tahun Baru.
"Berbagai upaya untuk mengendalikan naiknya harga dan mencegah kelangkaan LPG 3 Kg sudah kita lakukan, termasuk menyurati Presiden, agar sistem pendistribusian LPG dilakukan secara tertutup," kata Fajar Gultom saat ditemui kantornya, Senin (18/11/2019).
Disampaikannya, sesuai hasil pendataan Kementerian ESDM RI pada tahun 2010, Rumah Tangga penerima LPG 3 Kg di Taput, sejumlah 57.777 Kepala Keluarga. Mengacu kepada Permen ESDM RI No. 26 Tahun 2009 Tentang Pendistribusian Liqufied Petroleum Gas (LPG) Pasal 21 ayat 1 mengatakan : Pengaturan sistem pendistribusian tertutup LPG tertentu meliputi penetapan pengguna dan titik serah LPG tertentu dengan menggunakan Kartu Kendali. Namun fakta di lapangan, pendistribusian LPG 3 kg saat ini, menjadi sistem terbuka. Masyarakat bebas membeli LPG 3 kg.
Hal ini kata Gultom, menimbulkan berbagai permasalahan dalam pendistribusian LPG 3 kg, dimana penggunaanya tidak tepat sasaran dan tepat harga, serta kesulitan untuk pengawasan.
Di beberapa kecamatan dan desa, harga di tingkat pengecer berada di kisaran Rp 28.000 sampai Rp 30.000. Dari segi Ketersediaan di beberapa wilayah juga mengalami kelangkaan.
Sejumlah warga mengeluhkan ketersediaan LPG 3 kg jelang perayaan hari besar keagamaan dan juga tidak terkendalinya masalah harga. "Kami mengharapkan Pemerintah Kabupaten Taput agar melakukan monitoring dan tindakan tegas bagi pangkalan maupun pengecer yang menaikkan harga di atas harga eceran tertinggi ( HET)," kata P Nababan, warga Siborongborong.
Menanggapi hal itu, kata Gultom, pihaknya sudah melakukan monitoring ke daerah yang mengalami kelangkaan LPG 3 Kg. Termasuk mengeluarkan Surat Edaran bagi ASN, agar tidak mennggunakan LPG 3 Kg. "Jangan hanya menyalahkan Pemerintah, bantu kami untuk melaporkan bila ditemukan ASN yang memakai LPG 3 Kg. Pangkalan maupun pengecer yang menaikkan harga di atas HET," katanya.