Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Panyabungan. Pekan Budaya Mandailing Natal tahun 2019 yang dilaksanakan Dinas Pendidikan di gedung Serbaguna, Desa Aek Parbangunan, pada beberapa hari lalu yang diselenggarakan sehari 1 menjadi perbincangan ditengah-tengah masyarakat, khususnya di kalangan budayawan dan pegiat seni.
Menyikapi hal tersebut, Budayawan Mandailing, Askolani Nasution (Mantan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Madina), Kamis (21/11/2019), menyatakan prihatin terhadap kegiatan itu.
Dikatakannya, pekan kebudayaan bukanlah acara seremonial belaka, juga bukan satu hari.
Kata Askolani, seharusnya pekan kebudayaan berdurasi beberapa hari yang diisi dengan berbagai kegiatan yang bersifat pertunjukan, pagelaran hingga lomba ragam budaya dalam berbagai media untuk merangsang penguatan entitas kebudayaan di Mandailing Natal.
“Konsep Pekan Budaya Madina yang saya usulkan dulu di Dinas Pendidikan Madina, sekurang-kurangnya dilaksanakan tiga hari di tahun 2019. Tujuannya, selain untuk memperdalam wawasan dan apresiasi terhadap budaya daerah, juga untuk membuka ruang kreativitas seni,” katanya.
Askolani heran mengapa Pekan Kebudayaan Mandailing saat itu hanya diselenggarakan sehari dan miskin kegiatan. "Mengapa jadinya hanya sebatas seremonial sehari?" herannya.