Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai lambatnya laju investasi menjadi penyebab dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan di level 5%. Untuk itu pemerintah melakukan berbagai cara untuk mengundang lebih banyak investor.
Caranya dengan melanjutkan penguatan seluruh instrumen kebijakan yang telah dibuat pemerintah. Salah satunya terkait dengan hambatan pengadaan lahan untuk proyek infrastruktur.
"Contohnya hambatan di sektor infrastruktur yang seringkali berkorelasi dengan hal akuisisi lahan," ujarnya dalam seminar Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah akan merombak aturan-aturan tentang akuisisi lahan untuk proyek infrastruktur. Hal itu hanya untuk memastikan investor di sektor infrastruktur bisa lebih nyaman dan efisien.
"Kedua fokus pada proyek yang telah kami desain dan siapkan sejak 2014. Kami akan meningkatkan komitmen kami," ujarnya.
Sri Mulyani menekankan pemerintah saat ini terus berupaya untuk melibatkan pihak swasta. Tujuannya agar bisa ikut berperan dalam investasi di berbagai proyek infrastruktur yang sudah ada.
"Saya senang beberapa waktu lalu mendengar Kanada akan berkomitmen untuk berinvestasi di sini. Itu juga sebagai bentuk pembuktian kepada investor lain bahwa infrastruktur yang ada di Indonesia terbuka bagi swasta lainnya untuk ikut berinvestasi," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Sebelumnya Sr Mulyani pun menilai ekonomi Indonesia bisa saja tumbuh lebih tinggi dari 5%. Sayangnya pertumbuhan investasi tidak sesuai harapan.
"Kami sebenarnya bisa, tapi investasi seharusnya bisa tumbuh hingga double digit," tuturnya.
Pada kuartal III-2019 pertumbuhan ekonomi hanya 5,01%. Saat itu pertumbuhan investasi hanya 4,21% secara tahunan. Angka itu lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang tumbuh sebesar 6,29%.(dtf)