Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Tokoh masyarakat Medan Utara, H Muhammad Junaidi Pangaribuan, menilai kawasan terisolir, seperti di Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, yang terisolir, memudahkan masuknya paham-paham radikal muncul di kawasan itu.
"Kawasan terisolir sulit untuk dipantau aparat. Kegiatan yang mereka lakukan juga cepat menyatu dengan masyarakat setempat," ujar H Junaidi Pangaribuan saat ditemui medanbisnisdaily.com, di Belawan, Rabu (27/11/2019).
Pemerhati masalah-masalah sosial di Medan Utara ini menilai, mudahnya warga sekitar terpengaruh dengan paham radikal, karena kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap warga sekitar.
Selain itu, warga yang bermukim di kawasan terisolir dengan kondisi ekonomi di bawah garis kemiskinan sangat rentan dengan pesan-pesan negatif yang disampaikan oleh oknum-oknum yang ingin memecahbelah persatuan.
"Bila masalah 'kampung tengah' (istilah, urusan perut) terganggu dan tinggal di kawasan terpencil, maka warga mudah terpengaruh dengan paham radikal," ujar mantan Wakil Ketua DPW Pemuda Pancasila Sumut tersebut.
Paham radikal, menurut Junaidi Pangaribuan yang akrab disapa Masken, adalah cikal bakal munculnya teroris, karena pelaku sudah sangat terpengaruh dengan orang-orang yang merasa disakiti.
Masken yang sempat menjabat sebagai Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kota Medan, berharap kepada pemerintah untuk menghidupkan kembali aktivitas positif bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda.
"Pelaku terorisme yang baru-baru ini terjadi di Medan, pelakunya sebagian besar adalah generasi muda. Karena itu perlu ada pemikiran terhadap pembinaan generasi muda, bukan sekedar pencegahan.