Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Hong Kong. Kepolisian Hong Kong memasuki kampus Universitas Politeknik Hong Kong (PolyU) yang dikepung selama 11 hari terakhir usai bentrokan sengit dengan demonstran pro-demokrasi. Di dalam kampus, polisi mencari bom molotov dan material berbahaya lainnya yang ditinggalkan para demonstran.
Seperti dilansir AFP, Kamis (28/11/2019), PolyU menjadi pusat bentrokan antara demonstran dan polisi Hong Kong sejak 17 November lalu. Dalam bentrokan itu, demonstran antipemerintah menggunakan busur, panah dan bom molotov sebagai senjata dalam melawan polisi yang menggunakan gas air mata, meriam air dan peluru karet. Bentrokan berujung pengepungan oleh polisi, dengan demonstran bersembunyi di dalam kampus.
Polisi tidak bisa masuk ke dalam kampus dan menunggu para demonstran di luar. Otoritas Hong Kong saat itu menetapkan kampus PolyU sebagai lokasi kerusuhan, yang berarti siapa saja yang terlibat kerusuhan bisa dijerat pidana. Setiap akses keluar kampus diblokir dan para demonstran diminta menyerahkan diri.
Kebuntuan itu berujung kaburnya ratusan demonstran dari kampus PolyU, dengan beberapa orang berhasil kabur secara berani, beberapa lainnya ditangkap dan dipukuli polisi saat upaya kaburnya ketahuan. Sejumlah demonstran yang tersisa bersembunyi di dalam kampus, dengan polisi terus mengepung area itu.
Namun dalam beberapa hari terakhir, sejumlah kecil demonstran yang bersembunyi di dalam kampus tampaknya menghilang. Para staf universitas tersebut menyatakan pihaknya hanya mampu menemukan satu demonstran saja di dalam kampus PolyU.
Pada Rabu (27/11) tengah malam, seorang pria bermasker berbicara kepada wartawan di dalam kampus PolyU dan menyebut ada 20 demonstran yang tersisa. Namun hingga Kamis (28/11) pagi waktu setempat, tidak ada tanda-tanda keberadaan demonstran.
Polisi dan petugas pemadam kebakaran setempat akhirnya memutuskan masuk ke dalam kampus PolyU. Mereka masuk ke dalam setelah mengepung kampus tersebut selama 11 hari terakhir, dalam operasi mengamankan benda-benda berbahaya yang memenuhi kampus dan untuk mengumpulkan bukti-bukti.
Personel kepolisian antihuru-hara yang memakai peralatan lengkap mulai mengumpulkan puluhan bom molotov yang ditinggal begitu saja dan botol-botol kimia yang dijarah dari laboratorium kampus.
Pakar peledak memeriksa setiap ruangan di dalam kampus PolyU, dengan diikuti sejumlah wartawan. Mereka melewati dinding-dinding yang dipenuhi coretan bernada menghina polisi Hong Kong dan menyerukan kebebasan lebih besar bagi Hong Kong di bawah kepemimpinan Cina.
Kampus PolyU kini menghadapi operasi pembersihan besar-besaran. Bebatuan, barikade dan serpihan botol dari bom molotov berserakan di mana-mana yang membuat kampus seperti medan perang. Bau tak sedap dari makanan yang membusuk di kantin kampus dan sampah yang mengendap tercium tajam di dalam kampus.
Pada Rabu (27/11) waktu setempat, pemimpin universitas menyerukan polisi untuk mengakhiri pengepungan dan meminta pemerintah membantu pembuangan material-material berbahaya di dalam kampus.(dtc)